KOMPAS.com - Bukan rahasia lagi bahwa kolesterol tinggi merupakan faktor risiko untuk berbagai masalah kesehatan yang serius.
Untuk jangka waktu yang lama, kolesterol tinggi meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, dan pengerasan pembuluh darah, yang disebut aterosklerosis.
Oleh sebab itu, mengontrol kadar kolesterol sangat penting untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Dilansir dari Cleveland Clinic, kebanyakan orang dengan kolesterol tinggi tidak mengalami gejala sampai mereka mengalami serangan jantung, stroke, atau angina, kondisi jantung yang menyakitkan.
Dengan demikian, belum ada bukti pasti tentang hubungan antara kolesterol tinggi dengan sakit kepala.
Baca juga: Benarkah Merokok Bisa Menyebabkan Kolesterol Tinggi?
Jika kadar kolesterol sangat tinggi, gejala fisik yang mungkin dialami pun dapat bervariasi antar individu.
Sementara itu, kondisi yang sering dikaitkan dengan kolesterol tinggi, bukan kolesterol tinggi itu sendiri, terkadang dapat menyebabkan sakit kepala.
Kolesterol tinggi merupakan kondisi yang umum, tetapi mungkin beberapa orang belum mengetahui fakta-fakta sebenarnya tentang kolesterol dan kaitannya dengan risiko penyakit kardiovaskular.
Mengutip Healthline, berikut adalah 5 mitos tentang kolesterol tinggi.
Beberapa orang mungkin mengalami pertumbuhan kekuningan endapan kolesterol pada kulit, yang disebut xanthomas, saat memiliki kadar kolesterol sangat tinggi.
Baca juga: Benarkah Kayu Manis Bisa Menurunkan Kolesterol?
Namun, kebanyakan orang dengan kolesterol tinggi tidak memiliki gejala apapun.
Banyak orang hanya mengalami gejala ketika mereka memiliki komplikasi dari aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah.
Saat arteri menyempit, aliran darah akan menurun ke jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.
Hal ini dapat menyebabkan komplikasi, seperti angina (nyeri dada), gangren (kematian jaringan), serangan jantung, stroke, disfungsi ginjal, dan klaudikasio (nyeri pada kaki saat berjalan).
Setidaknya terdapat dua jenis kolesterol dalam tubuh, yakni LDL (low-density lipoprotein) atau kolesterol "jahat" dan HDL (high-density lipoprotein) atau kolesterol “baik”.