KOMPAS.com - Bertahun-tahun Chernobyl ditinggalkan penduduknya setelah bencana nuklir terbesar sepanjang sejarah Bumi, namun menariknya banyak hewan, termasuk anjing hidup bebas di zona dengan tingkat radiasi tinggi.
Apakah anjing-anjing yang hidup di kota mati itu juga terpapar radiasi nuklir?
Hampir 40 tahun yang lalu, bencana nuklir terburuk di dunia mengubah kota Pripyat di Ukraina, serta pembangkit listrik tenaga nuklir terdekatnya, Chernobyl menjadi zona radioaktif.
Setelah bertahun-tahun lokasi tersebut tidak dihuni dan ditinggalkan oleh manusia, menariknya tempat tersebut menjadi surga bagi satwa liar.
Di antaranya seperti serigala, kuda liar, burung, bison, rusa, katak, dan anjing hidup berkeliaran di antara bangunan beton tersebut.
Para ilmuwan telah lama bertanya-tanya bagaimana sebenarnya efek paparan radiasi dosis rendah selama beberapa dekade terhadap satwa liar di daerah itu. Misalnya saja apakah hewan menyerap sejumlah kecil radiasi yang tersisa atau tidak.
Baca juga: Apakah Anjing Bisa Bertahan Hidup Tanpa Manusia?
Dalam sebuah studi baru peneliti ingin mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai populasi anjing yang tinggal di sekitar Chernobyl, mengingat mereka tinggal di lingkungan yang keras.
Peneliti lantas mengkarakterisasi populasi anjing yang hidup di dalam dan sekitar Chernobyl.
Studi ini berfokus pada genetika anjing untuk mengetahui apakah ada perubahan spesies pada hewan-hewan yang ada di Chernobyl.
Dikutip dari Science Alert, Senin (6/3/2023) beberapa anjing mungkin merupakan keturunan hewan peliharaan yang ditinggalkan oleh pengungsi.
Diperkirakan lebih dari 800 anjing liar tinggal di dalam dan sekitar Chernobyl. Anjing liar tersebut terdiri dari tiga populasi yang berbeda.
Satu populasi anjing tinggal di pembangkit listrik, populasi kedua menempati kota Chernobyl di area pemukiman yang ditinggalkan sekitar 15 Km dari pabrik.
Baca juga: Apakah Anjing dan Kucing Aman jika Hanya Makan Sayuran Saja?