Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Mitos tentang Jerawat dan Fakta Ilmiah di Baliknya

Kompas.com - 22/02/2023, 18:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Jerawat adalah kondisi kulit inflamasi yang sangat umum dan dialami oleh banyak orang.

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap munculnya jerawat, termasuk hormon, genetika, lingkungan, obat-obatan, dan kondisi kesehatan tertentu. 

Perawatan terbaik untuk jerawat juga bergantung pada sejumlah faktor individu. Terkadang, diperlukan penanganan oleh dokter kulit untuk mengatasi jerawat.

Mitos-mitos tentang jerawat

Dilansir dari Healthline, ada beberapa mitos tentang jerawat yang masih banyak dipercaya. Berikut adalah beberapa mitos tentang jerawat dan fakta ilmiah di baliknya.

Baca juga: Benarkah Air Kelapa Bisa Mengatasi Jerawat?

1. Mitos: Hanya remaja yang berjerawat 

Jerawat terjadi karena perubahan hormon. Hormon tertentu menyebabkan peningkatan sebum (minyak pada kelenjar kulit) serta peningkatan pertumbuhan sel kulit.

Kedua faktor ini, dikombinasikan dengan penumpukan sel kulit tua, akan menghasilkan jerawat.

Bagi banyak orang, jerawat memuncak selama masa pubertas, tetapi dapat berlanjut hingga dewasa. Beberapa orang memiliki jerawat yang muncul belakangan atau jerawat yang dimulai setelah usia 25 tahun, meski itu mungkin lebih jarang terjadi.

Beberapa riset memperkirakan bahwa 50 persen orang berusia 20–29 tahun, 35 persen orang berusia 30–39 tahun, 26 persen orang berusia 40-49 tahun, dan 15 persen orang berusia 50 tahun ke atas mengalami jerawat.

Jerawat di usia dewasa bisa berkaitan dengan gangguan hormon dan endokrin, genetika, stres, penggunaan kosmetik, konsumsi tembakau, diet, dan konsumsi obat-obatan tertentu.

Baca juga: Benarkah Cokelat Bisa Menyebabkan Jerawat?

2. Mitos: Cokelat tidak baik untuk kulit

Beberapa orang percaya bahwa cokelat tidak baik untuk kulit dan bisa menyebabkan jerawat. Sebuah studi studi kecil terhadap mahasiswa menemukan bahwa mengonsumsi cokelat memiliki hubungan yang lebih besar, tetapi itu tidak membuktikan bahwa cokelat bisa menyebabkan jerawat.

Studi kecil lainnya terhadap 14 pria dewasa muda yang dikategorikan sebagai "rawan jerawat" menemukan bahwa mengonsumsi cokelat dikaitkan dengan jerawat yang sedikit lebih buruk. Tetapi, penelitian ini juga tidak cukup memberikan bukti untuk menarik simpulan.

Pasalnya, penelitian lain telah menunjukkan tidak ada hubungan sama sekali antara mengonsumsi cokelat atau produk yang mengandung kakao dengan timbulnya jerawat.

Salah satunya karena cokelat mengandung bahan-bahan seperti gula dan susu yangdapat berkontribusi pada kondisi kulit bagi beberapa orang, namun sulit untuk mengetahui apakah cokelat adalah biang keladinya.

Baca juga: Benarkah Makan Selai Kacang Menyebabkan Jerawat?

Selain itu, sebagian besar penelitian yang mengevaluasi hubungan antara makanan dan jerawat pada umumnya merupakan penelitian kecil dan peneliti tidak dapat mengontrol lingkungan peserta, seperti makanan lain yang mereka makan, obat yang mereka minum, atau perilaku yang mereka lakukan yang dapat menyebabkan jerawat mereka.

Secara keseluruhan, penelitian tidak mendukung hipotesis bahwa cokelat itu sendiri yang menyebabkan jerawat. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com