Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/01/2023, 12:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Bullying atau perundungan dapat terjadi di mana saja, seperti di sekolah, tempat kerja, bahkan rumah kita sendiri. 

Biasanya, pelaku bullying menargetkan orang yang lebih kecil, lebih lemah, atau minoritas sebagai korbannya. 

Bentuk bullying dapat beragam, bisa berupa ancaman, penghinaan, intimidasi, pengucilan, kekerasan fisik, menyebarkan kebohongan tentang korban, dan lain-lain.

Penyebab orang melakukan bullying

Mengutip Psychology Today, seseorang melakukan bullying karena ia menganggap penindasan sebagai cara yang efektif untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, setidaknya dalam jangka pendek, dan karena mereka tidak memiliki keterampilan sosial untuk melakukannya selain dengan menindas orang lain. 

Baca juga: Psikolog Ingatkan Pentingnya Waspadai Cyber Bullying pada Anak di Dunia Maya

Bullying juga merupakan cara bagi pelaku untuk membangun dominasi sosial dan mengontrol orang-orang di sekitarnya.

Penelitian menemukan bahwa pelaku bullying tidak memiliki perilaku prososial, tidak terganggu oleh kecemasan, dan tidak memahami perasaan orang lain.

Selain itu, mereka menunjukkan ciri kognitif yang khas, misalnya kerap salah membaca niat orang lain atau sering kali menilai adanya permusuhan dalam situasi netral.

Dampak bullying

Bullying tidak hanya berbahaya bagi korban, tetapi juga bagi orang-orang yang menyaksikannya dan pelaku itu sendiri.

Baca juga: Apa Dampak Jangka Panjang Bullying bagi Anak-anak?

Dilansir dari Verywell Mind, berikut adalah beberapa dampak bullying bagi korban:

  • Mengalami masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi
  • Merasa kesepian dan terisolasi
  • Menarik diri dari aktivitas yang sehari-hari 
  • Merasa tidak nyaman di lingkungannya

Orang yang sering melihat bullying juga bisa merasakan dampak buruknya. Mereka mungkin juga mengembangkan masalah kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi.

Selain itu, saksi bullying mungkin merasa bersalah atau malu karena tidak bisa membantu korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com