KOMPAS.com - Reproduksi aseksual atau perkembangbiakan dari "orangtua tunggal" umum terjadi pada hewan tak bertulang belakang seperti cacing laut maupun bintang laut.
Tetapi hal ini jarang ditemukan pada vertebrata, seperti hiu.
Namun sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan contoh hiu zebra betina di akuarium yang menghasilkan keturunan tanpa bantuan jantan.
Padahal, di tempat yang sama terdapat hiu jantan yang sehat.
Baca juga: Mengenal Hiu Greenland, Ikan Hiu yang Bisa Hidup hingga 400 Tahun
Temuan ini pun dapat berimplilkasi tidak hanya pada perawatan berkelanjutan hiu zebra di penangkaran tetapi juga upaya konservasi yang dilakukan di alam liar.
Mengutip Phys, Jumat (16/12/2022) proses reproduksi tanpa jantan yang disebut partenogenis atau virgin birth ini memungkinkan beberapa betina membuahi sel telur dengan materi genetiknya sendiri.
Para ilmuwan berasumsi bahwa vertebrata yang biasanya bereproduksi secara seksual beralih ke partenogenisis sebagai upaya terakhir untuk bereproduksi ketika tak ada cukup pasangan yang dapat membuahinya.
"Kami telah mengetahui selama beberapa tahun bahwa partogenisis terjadi pada hewan seperti hiu, tetapi beberapa aspek masih belum diketahui, seperti mengapa hal itu terjadi dan apa yang memicunya," kata Kevin Feldheim, peneliti di Chicago's Field Museum.
Dalam studi peneliti memang hanya fokus pada hiu zebra yang terancam punah dan hidup di penangkaran di Akuarium Shedd di Chicago.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Kuburan Hiu di Dasar Samudra Hindia
Penelitian bermula ketika para peneliti melihat keberhasilan pengembangbiakan hiu zebra di Shedd pada tahun 2004.
Penelitian ini juga memulai pengujian genetik untuk memastikan hiu mana yang menjadi induk dari keturunannya.
Dengan mengkonfirmasi garis keturunannya, peneliti pun dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk mempertahankan keragaman genetik hiu.
Lantas pada tahun 2008, peneliti melihat sekumpulan telur dan memindahkannya ke bagian pembibitan supaya bisa menetas dengan aman. Saat hiu menetas dan diperiksa DNA-nya, alangkah kagetnya peneliti.
"Anak-anak hiu yang menetas ini tak cocok dengan pejantan dewasa mana pun yang ada di akuarium. Tetapi mereka cocok dengan betina yang bertelur," kata Feldheim.
Selain memiliki penanda genetik yang sama dengan induknya, anak hiu juga memiliki salinan homozigot yang identik dari beberapa alel ( sepasang gen yang memiliki pengaruh berlawanan).