Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

BRIN-LDE Academy, Membangun Kolaborasi Riset Internasional

Kompas.com - 17/11/2022, 12:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Hastangka

Cita-cita penelitian yang berkualitas dan berdaya saing global kini bertumpu pada sumberdaya peneliti yang kompeten, profesional, dan berkualitas dalam memproduksi pengetahuan.

Hasil riset yang memiliki dampak bagi masyarakat dan kemajuan bangsa dan negara ialah hasil penelitian yang dapat memberikan kontribusi konkret dalam upaya memajukan ilmu pengetahuan yang mandiri, mendorong masyarakat terbuka, dan menciptakan kesejahteraan.

Isu global, nasional, dan global yang dibahas di dalam kegiatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan Leiden University, Delft University, dan Erasmus University, Belanda menjadi langkah penting untuk membangun kolaborasi antar peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan lintas negara.

BRIN-LDE Academy yang diinisiasi oleh akademisi dari Belanda dan BRIN, sebagai proyek yang dapat mendorong terciptanya ekosistem penelitian yang berkualitas dan berdaya saing internasional.

Baca juga: Catatan Kaki yang Penting Dilakukan Organisasi Riset BRIN

Proyek Intelektual

BRIN-LDE Academy menjadi salah satu bentuk proyek intelektual untuk menyatukan berbagai Sumberdaya (SDM) Iptek, yang selama ini masih belum menyatu dalam membangun visi penelitian dan inovasi teknologi di Indonesia.

Upaya untuk mempertemukan SDM iptek yang berasal dari perguruan tinggi, peneliti BRIN, peneliti independen, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), dan pembuat kebijakan menjadi proses penting yang masih perlu dilalui dalam konteks penguatan kapasitas sdm peneliti di Indonesia, serta peningkatan kualitas hasil penelitian yang berdampak secara nasional dan global.

Tema yang diangkat pada BRIN-LDE Academy yang diselenggarakan selama 5 hari, 31 Oktober- 4 November 2022 di Puspiptek Serpong, BRIN, Tangerang tentang “The Smart, Sustainable, and Healthy City in Post Covid-19 in Indonesia” memberikan wawasan dan orientasi pentingnya proyek intelektual Bersama, untuk menjawab tantangan zaman dan perubahan sosial yang terjadi.

Proyek intelektual ini ialah proses interaksi antar peneliti dari dalam negeri dan luar negeri, yang secara intensif membangun kerjasama dan kolaborasi, dalam mengembangkan tema-tema riset dan menjawab persoalan kemanusiaan melalui penelitian menjadi penting untuk dilakukan.

Proyek intelektual ini yang belum banyak menjadi perhatian dari kalangan SDM Iptek di Indonesia, untuk memajukan penelitian bersama membangun bangsa dan negara.

LDE academy menjadi model menarik untuk menyatukan berbagai institusi di Indonesia dalam bentuk konsorsium bersama antar perguruan tinggi, dalam upaya meningkatkan mobilitas para peneliti antar perguruan tinggi menjadi satu wadah bersama.

Baca juga: Menilik Kebijakan Riset dan Inovasi dalam Platform Ekonomi Biru, Apakah Masih Sebatas Jargon?

Internasionalisasi riset yang konservatif

Isu yang menarik diangkat dalam proses pembahasan yang dilakukan di dalam BRIN-LDE academy ialah persoalan internasionalisasi hasil riset, dalam bentuk publikasi internasional yang sampai hari ini menjadi perbincangan di kalangan akademisi di Indonesia, yang cenderung sibuk memperkaya lembaga publikasi internasional terindeks “global” seperti Scopus.

Dampaknya pada arah riset dan tujuan riset, hanya sekedar untuk mendapatkan pengakuan pada lembaga yang berasal dari industri publikasi independen.

Internasionalisasi riset yang dilakukan oleh para SDM Iptek dan pembuat kebijakan di bidang riset dan Pendidikan, lebih banyak menerima kondisi yang seharusnya tidak menjadi kewajiban para peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitian di dalam pabrik infrastruktur publikasi internasional, tanpa pertimbangan.

Penting untuk mempertimbangkan, apakah fungsi dari indeksisasi global bisa membantu masyarakat dan hasil penelitian dapat terakses dengan baik, untuk para pengambil kebijakan di Indonesia?

Baca juga: Riset dan Inovasi sebagai Sebuah Perjalanan, Bukan Suatu Tujuan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com