Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BRIN-LDE Academy, Membangun Kolaborasi Riset Internasional

Cita-cita penelitian yang berkualitas dan berdaya saing global kini bertumpu pada sumberdaya peneliti yang kompeten, profesional, dan berkualitas dalam memproduksi pengetahuan.

Hasil riset yang memiliki dampak bagi masyarakat dan kemajuan bangsa dan negara ialah hasil penelitian yang dapat memberikan kontribusi konkret dalam upaya memajukan ilmu pengetahuan yang mandiri, mendorong masyarakat terbuka, dan menciptakan kesejahteraan.

Isu global, nasional, dan global yang dibahas di dalam kegiatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan Leiden University, Delft University, dan Erasmus University, Belanda menjadi langkah penting untuk membangun kolaborasi antar peneliti dari berbagai disiplin ilmu dan lintas negara.

BRIN-LDE Academy yang diinisiasi oleh akademisi dari Belanda dan BRIN, sebagai proyek yang dapat mendorong terciptanya ekosistem penelitian yang berkualitas dan berdaya saing internasional.

Proyek Intelektual

BRIN-LDE Academy menjadi salah satu bentuk proyek intelektual untuk menyatukan berbagai Sumberdaya (SDM) Iptek, yang selama ini masih belum menyatu dalam membangun visi penelitian dan inovasi teknologi di Indonesia.

Upaya untuk mempertemukan SDM iptek yang berasal dari perguruan tinggi, peneliti BRIN, peneliti independen, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA), dan pembuat kebijakan menjadi proses penting yang masih perlu dilalui dalam konteks penguatan kapasitas sdm peneliti di Indonesia, serta peningkatan kualitas hasil penelitian yang berdampak secara nasional dan global.

Tema yang diangkat pada BRIN-LDE Academy yang diselenggarakan selama 5 hari, 31 Oktober- 4 November 2022 di Puspiptek Serpong, BRIN, Tangerang tentang “The Smart, Sustainable, and Healthy City in Post Covid-19 in Indonesia” memberikan wawasan dan orientasi pentingnya proyek intelektual Bersama, untuk menjawab tantangan zaman dan perubahan sosial yang terjadi.

Proyek intelektual ini ialah proses interaksi antar peneliti dari dalam negeri dan luar negeri, yang secara intensif membangun kerjasama dan kolaborasi, dalam mengembangkan tema-tema riset dan menjawab persoalan kemanusiaan melalui penelitian menjadi penting untuk dilakukan.

Proyek intelektual ini yang belum banyak menjadi perhatian dari kalangan SDM Iptek di Indonesia, untuk memajukan penelitian bersama membangun bangsa dan negara.

LDE academy menjadi model menarik untuk menyatukan berbagai institusi di Indonesia dalam bentuk konsorsium bersama antar perguruan tinggi, dalam upaya meningkatkan mobilitas para peneliti antar perguruan tinggi menjadi satu wadah bersama.

Internasionalisasi riset yang konservatif

Isu yang menarik diangkat dalam proses pembahasan yang dilakukan di dalam BRIN-LDE academy ialah persoalan internasionalisasi hasil riset, dalam bentuk publikasi internasional yang sampai hari ini menjadi perbincangan di kalangan akademisi di Indonesia, yang cenderung sibuk memperkaya lembaga publikasi internasional terindeks “global” seperti Scopus.

Dampaknya pada arah riset dan tujuan riset, hanya sekedar untuk mendapatkan pengakuan pada lembaga yang berasal dari industri publikasi independen.

Internasionalisasi riset yang dilakukan oleh para SDM Iptek dan pembuat kebijakan di bidang riset dan Pendidikan, lebih banyak menerima kondisi yang seharusnya tidak menjadi kewajiban para peneliti untuk mempublikasikan hasil penelitian di dalam pabrik infrastruktur publikasi internasional, tanpa pertimbangan.

Penting untuk mempertimbangkan, apakah fungsi dari indeksisasi global bisa membantu masyarakat dan hasil penelitian dapat terakses dengan baik, untuk para pengambil kebijakan di Indonesia?

Atau internasionalisasi riset melalui publikasi internasional, justru membangun jerat bagi para peneliti, karena disibukkan untuk mencari indeksisasi atas karya tulisnya daripada memikirkan bagaimana misi dan tujuan penelitian itu dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat, bangsa, dan negara?

Bagaimana hasil penelitian bisa berpengaruh dalam peningkatan kualitas pendidikan?

Modus ini juga di bahas di dalam BRIN-LDE Academy untuk menjadi catatan kritis tentang arah kebijakan riset dan publikasi di perguruan tinggi, dengan lebih banyak memfokuskan pada ranking dan indeksisasi, daripada menekankan pada keterbukaan ilmu pengetahuan (open science) bagi para ilmuwan dan peneliti antar negara dan institusi.

Kolaborasi atau kompetisi

Cita-cita dibentuknya lembaga riset nasional dalam hal ini BRIN, pada dasarnya sebagai wadah untuk menyatukan konsep, gagasan, dan membangun paradigma keilmuan yang berorientasi kebangsaan dan keindonesiaan.

BRIN membangun suprastruktur dan ekosistem di internal dan eksternal untuk mendorong terciptanya ekosistem kolaboratif.

Hal ini dapat terlihat dalam skema riset yang ditawarkan diarahkan pada kolaborasi antar peneliti, kolaborasi dengan akademisi di perguruan tinggi, dan kolaborasi dengan stakeholder di industri maupun pemerintah daerah.

Sayangnya, ini belum terlihat dalam isu pembahasan manajemen riset nasional, kebijakan riset, dan inovasi nasional, dan tata kelola SDM Iptek di Indonesia.

Asumsi yang muncul saat ini, yang nampak adalah BRIN seolah-olah sebagai kompetitor dari satu dengan yang lainnya.

Justru paradigma BRIN melalui BRIN-LDE Academy menjadi contoh konkret, untuk menata ulang gagasan dan paradigma penelitian di Indonesia, agar menciptakan ekosistem kolaboratif dan berdaya saing internasional.

Hastangka
Peneliti pada Pusat Riset Pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional

https://www.kompas.com/sains/read/2022/11/17/120500523/brin-lde-academy-membangun-kolaborasi-riset-internasional

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke