Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/11/2022, 18:00 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Rokok elektrik atau vape adalah alat yang digunakan untuk memanaskan cairan nikotin agar menjadi aerosol yang bisa dihirup oleh pengguna.

Belakangan ini, rokok elektrik menjadi semakin umum digunakan, terutama oleh kaum muda.

Padahal, cairan yang digunakan untuk vape tidak hanya mengandung nikotin saja, tetapi juga zat tambahan, perasa dan bahan-bahan kimia lainnya yang bisa jadi beracun bagi kesehatan.

Berikut adalah bahaya rokok elektrik atau vape menurut WHO:

1. Mengandung nikotin yang menganggu perkembangan otak

Ilustrasi otak anakShutterstock Ilustrasi otak anak

Dilansir dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), emisi rokok elektrik biasanya mengandung nikotin dan zat beracun lainnya yang tidak hanya beracun bagi pengguna tetapi juga orang-orang di sekitar pengguna yang kemudian menjadi perokok elektrik pasif.

Baca juga: Mengenal Rokok Elektrik atau Vape, Kandungan dan Bahayanya bagi Kesehatan

Pasalnya, aerosol yang ditimbulkan oleh rokok elektrik biasanya meningkatkan konsentrasi materi partikulat (particulate matter) di lingkungan dalam ruangan dan mengandung nikotin dan zat-zat beracun lainnya.

Padahal, konsumsi nikotin baik secara aktif maupun pasif oleh anak-anak dan ibu hamil telah terbukti memiliki dampak buruk bagi perkembangan otak anak dan janin, serta berpotensi menyebabkan gangguan pembelajaran dan kecemasan.

Produk-produk yang diklaim bebas nikotin pun telah ditemukan masih mengandung nikotin.

2. Dikaitkan dengan penyakit jantung dan paru-paru

Ilustrasi paru-paruyodiyim Ilustrasi paru-paru

WHO juga mengutip beberapa studi terbaru yang menemukan kaitan antara penggunaan rokok elektrik dengan risiko penyakit jantung dan paru-paru.

WHO menulis, ada semakin banyak bukti bahwa rokok elektrik atau vape bisa diasosiasikan dengan luka-luka paru.

Baca juga: Rokok Elektrik Mengandung Banyak Zat Kimia Berbahaya, Apa Saja?

Dalam beberapa tahun terakhir, rokok elektrik dan vape juga dikaitkan dengan mewabahnya luka paru di Amerika Serikat, seperti dideskripsikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Menurut CDC, hingga 18 Februari 2020 ada 2.807 kasus luka paru yang berkaitan dengan rokok elektrik atau vape di 50 negara bagian, disktrik Kolombia, Puerto Rico dan Virgin Islands, termasuk 60 kematian yang dikonfirmasikan di 27 negara bagian dan Distrik Kolombia.

"Meski penyebab kematian ini belum bisa ditentukan secara konklusif, vitamin E asetat, aditif umum dalam vape yang mengandung kanabis atau ganja, dianggap memiliki peran signifikan pada kasus-kasus luka paru ini," ujar CDC.

3. Bisa menyebabkan luka fisik

Selain itu, alat vape sendiri telah dikaitkan dengan sejumlah luka fisik, termasuk luka bakar dari alat vape yang meledak atau mengalami malfungsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com