KOMPAS.com - Nostalgia merupakan emosi yang alami, umum, dan bahkan positif.
Nostalgia bisa disebut sebagai 'kendaraan' untuk pergi melampaui batas-batas ruang dan waktu.
Nostalgia sering didorong oleh pemikiran tentang masa lalu yang terkait dengan tempat dan objek tertentu.
Perasaan kesepian atau putus asa juga bisa membawa seseorang bernostalgia ke masa yang ia harapkan.
Dilansir dari Psychology Today, nostalgia adalah sentimentalitas masa lalu, biasanya spesifik untuk waktu atau tempat tertentu dengan asosiasi positif.
Baca juga: #10YearsChallenge, Jebakan Nostalgia dan Dampak untuk Sekitar
Nostalgia merupakan neologisme portmanteau yang diciptakan pada tahun 1688 oleh mahasiswa kedokteran Swiss,bJohannes Hofer.
Nostalgia berasal dari bahasa Yunani, nóstos yang berarti kepulangan dan álgos yang berarti sakit.
Hofer menciptakan 'nostalgia' untuk merujuk pada kerinduan para tentara bayaran Swiss yang bertempur di dataran rendah asing.
Dokter militer menghubungkan kerinduan ini, juga dikenal sebagai Schweizerheimweh, dengan kerusakan telinga dan otak dari dentang lonceng yang terus-menerus.
Gejala yang dikenali termasuk merindukan pemandangan Alpine, pingsan, demam, dan bahkan, secara ekstrem, kematian.
Baca juga: Psikologi Warna, dari Mood hingga Strategi Marketing
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.