Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukuran Tubuh Burung Makin Kecil karena Perubahan Iklim

Kompas.com - 31/10/2022, 18:00 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Sebuah studi mengungkapkan bahwa ukuran tubuh makin mengecil karena dampak perubahan iklim.

Penelitian yang dipimpin University of California Los Angeles (UCLA) ini menemukan burung yang bermigrasi di seluruh Amerika Utara semakin kecil selama tiga dekade terakhir.

Menurut peneliti massa tubuh 105 spesies burung menurun rata-rata 0,6% dan sebanyak 30% pada beberapa spesies. Misalnya saja burung layang-layang yang menjadi 2,8% lebih kecil, robin Amerika 1,2% lebih kecil, dan pelatuk berbulu halus 2,2% lebih kecil.

Angka-angka itu mungkin tak terdengar mengkhawatirkan pada awalnya. Namun dalam sudut pandang evolusi, perubahan ukuran itu adalah perubahan dramatis yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat.

Baca juga: Pecahkan Rekor Dunia, Burung Bar-Tailed Godwit Terbang Sejauh 13.560 Km Tanpa Henti

"Studi ini mengungkapkan seberapa kuat suhu memengaruhi karakteristik fisik hewan. Dan ini adalah bukti skala luas bahwa perubahan iklim benar-benar membentuk seperti apa spesies itu," kata Casey Youngflesh, ahli ekologi dari UCLA dan juga penulis utama studi.

Sementara itu, dikutip dari Phys.org, Senin (31/10/2022) Morgan Tingley, ahli ekologi lain yang terlibat dalam studi mengungkapkan fakta fenomena penurunan ukuran tubuh burung terjadi pada sebagian besar spesies penelitian, bukan hanya satu atau beberapa. Hasil tersebut pun menjadi bukti jelas bahwa perubahan iklim adalah biang keladinya.

"Jika kita hanya mengukur perubahan ukuran tubuh pada satu spesies, akan mudah untuk membayangkan bahwa sesuatu yang aneh sedang terjadi pada spesies itu, misalnya karena sejarah atau jangkauan alamnya," papar Tingley.

Namun mengingat studi menemukan perubahan tersebut secara konsisten di hampir seluruh spesies yang melintasi Amerika Utara yang mencakup banyak lingkungan berbeda, tak ada hipotesis yang masuk akal tersisa kecuali perubahan iklim.

Baca juga: Mengenal Burung Kenari, dari Mana Asal Burung Ini?

Lebih lanjut, tubuh kecil membantu hewan mengatasi suhu yang lebih tinggi karena rasio luas permukaan terhadap volume yang lebih tinggi membantu melepaskan panas.

Sebaliknya, tubuh yang lebih besar dan bulat, khas burung di daerah yang lebih dingin, lebih baik dalam menyimpan panas.

Ilustrasi penguin kaisar di Antartika terancam punah akibat perubahan iklim. WIKIMEDIA COMMONS/Christopher Michele Ilustrasi penguin kaisar di Antartika terancam punah akibat perubahan iklim.

Studi ini pun menemukan bahwa ukuran burung bervariasi menurut lokasi. Burung di tempat yang lebih hangat cenderung memiliki tubuh yang lebih kecil daripada di tempat yang lebih dingin.

Selain itu juga ditemukan pula bahwa burung di lokasi yang lebih hangat menjadi lebih kecil pada tingkat yang lebih cepat, menjadi bukti bahwa hewan tersebut beradaptasi terhadap suhu yang memanas.

Baca juga: Studi Buktikan, Mendengar Kicauan Burung Baik untuk Kesehatan Mental

Namun para peneliti juga menemukan perubahan ukuran tubuh tidak sejalan dengan pemanasan yang terjadi. Itu berarti hewan memiliki risiko lebih besar untuk masalah kesehatan terkait panas dan kematian.

Menariknya lagi, saat tubuh burung menyusut itu tidak disertai dengan penyusutan sayap. Kemungkinan itu dikarenakan sayap tak berguna dalam mengatur suhu tubuh.

Ilustrasi burung merpati. Shutterstock/Daniel Prudek Ilustrasi burung merpati.

"Sayap kebanyakan terdiri dari bulu, jadi burung tak menggunakannya untuk mengusir panas. Mereka utamanya menggunakan kaki, paruh, dan mulut mereka untuk mengatur suhu tubuh," jelas Tingley.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com