Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penemuan Bukti Operasi Amputasi Tertua Dunia di Kalimantan

Kompas.com - 09/09/2022, 16:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Sebelumnya, bukti tertua adanya operasi amputasi pada manusia zaman prasejarah ditemukan pada kerangka berumur 7.000 tahun dalam penelitian arkeologi di wilayah Eurasia dan Amerika.

Namun, penelitian arkeologi terbaru di daerah Liang Tebo, Kalimantan Timur menemukan bukti proses amputasi yang jauh lebih awal, yaitu pada kerangka manusia prasejarah berusia 31.000 tahun.

Baca juga: Sejarah Operasi Pertama di Dunia, Dilakukan Tanpa Anestesi

Berikut fakta-fakta terkait penemuan bukti operasi amputasi tertua yang ditemukan di Liang Tebo.

1. Terungkap pada 2020 di Sangkulirang-Mangkalihat

Diungkap Profesor Maxime 'Max' Aubert dari Griffith Centre for Social and Cultural Research, salah satu pemimpin proyek penelitian ini, kerangka manusia prasejarah berusia 31.000 tahun tersebut ditemukan saat penggalian arkeologi pada tahun 2020 di sebuah gua batu kapur di Sangkulirang-Mangkalihat, Kalimantan Timur.

Sebuah tempat sangat terpencil, yang hanya bisa diakses dengan perahu di waktu-waktu tertentu.

2. Kehilangan kaki kiri dan tungkai bawah

Dalam proses ekskavasi, tim arkeolog yang terdiri dari peneliti Griffith, Dr. Tim Maloney, bersama dengan Dr. India Ella Dilkes-Hall dari University of Western Australia, dan Andika Priyatno dari Balai Pelestarian Cagar Budaya menemukan kerangka manusia yang tidak lengkap.

Kerangka manusia prasejarah tersebut kehilangan bagian kaki kiri dan tungkai bawahnya.

3. Hasil analisis menunjukkan adanya proses amputasi

Hasil analisis ahli paleopatologi, Dr. Melandri Vlok dari University of Sydney menunjukkan bahwa anggota badan yang hilang itu karena telah diamputasi melalui pembedahan dan tidak menunjukkan adanya infeksi.

Amputasi kemungkinan dilakukan beberapa tahun sebelumnya, ketika individu tersebut masih anak-anak.

Menurutnya, sangat tidak disangka bahwa pemburu purba dapat selamat dari operasi yang sangat serius, yang bisa mengancam jiwa, bahkan bekas lukanya telah tertutup dengan baik.

Temuan ini menjadi bukti paling awal dari sebuah tindakan medis yang kompleks dan puluhan ribu tahun lebih awal, dibanding operasi amputasi zaman batu yang ditemukan di situs-situs di seluruh Eurasia.

Baca juga: Papirus Mesir Kuno Ungkap Praktik Medis Ribuan Tahun Lalu

4. Ketrampilan medis tingkat tinggi manusia prasejarah

Penemuan bukti operasi amputasi tertua ini, menjadi petunjuk bahwa manusia telah mengembangkan pengetahuan anatomi dan keterampilan medis tingkat tinggi yang diperlukan dalam operasi amputasi anggota badan, jauh sebelum manusia mulai bertani dan tinggal menetap di pemukiman.

Sementara untuk mencegah infeksi, tampaknya mereka mengandalkan tanaman obat di hutan hujan yang dimanfaatkan untuk anestesi, antiseptik, dan perawatan penyembuhan luka lainnya.

5. Upaya manusia prasejarah bertahan hidup

Penemuan ini merefleksikan kompleksitas sosial masyarakat pemburu pengumpul pada periode Pleistosen Akhir sekitar 31.000 tahun lalu di Nusantara, ketika kondisi lingkungan lebih sejuk dibandingkan saat ini.

Menurut Dr Sofwan Noerwidi dari Kelompok Riset Paleoantropologi di Pusat Riset Arkeometri, BRIN, bukti operasi amputasi tertua ini mengindikasikan bahwa masyarakat pemburu pengumpul berusaha saling menjaga anggota mereka untuk dapat bertahan di hutan hujan tropis dengan segala potensi bahayanya.

 

Penemuan bukti amputasi tertua ini merupakan kerjasama tim arkeolog Indonesia dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Kemendikbudristek, sekarang menjadi OR Arkeologi, Bahasa dan Sastra, BRIN) dengan tim arkeolog Australia dari Griffith University, dan didukung oleh tim FSRD ITB dan BPCB Kalimantan Timur.

Hasil penemuan ini juga telah diterbitkan dalam jurnal ilmiah Nature.

Baca juga: Tengkorak Berusia 5.300 Tahun Ungkap Bukti Paling Awal Operasi Telinga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com