Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Dokter Lakukan Operasi Sebelum Ada Anestesi?

Kompas.com - 24/02/2022, 08:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada sebuah cerita dari seorang novelis Inggris bernama Fanny Burney. Pada tahun 1811, ia melakukan operasi mastektomi.

Dalam surat kepada saudara perempuannya, ia menyebut sampai menjerit dan kemudian pingsan dua kali karena rasa sakit sayatan.

Menghadapi rasa sakit seperti itu memang menjadi mimpi buruk. Untungnya, hari ini kita tak harus menghadapinya, karena anestesi menjadi perlengkapan dalam menjalani pengobatan.

Baca juga: Infeksi Daerah Operasi, Apa Saja Faktor Risikonya?

Tak hanya mengelola rasa sakit tetapi juga untuk mengendurkan otot dan membuat pasien tak sadarkan diri.

Sakit selama berabad-abad

Lalu pertanyaannya, bagaimana dokter kala itu melakukan operasi? Sebab anestesi yang kita kenal sekarang ini merupakan penemuan yang relatif baru. Rupanya ada beragam cara yang dilakukan untuk meredakan rasa sakit itu.

Mengutip Live Science, Selasa (22/2/2022) sejak tahun 1100-an, ada catatan dokter yang menyebut mengoleskan spons yang dibasahi dengan opium dan jus mandrake kepada pasien untuk menyebabkan kantuk dalam persiapan untuk operasi dan mengurangi rasa sakit yang mengikutinya.

Manuskrip dari zaman Romawi hingga abad pertengahan menggambarkan resep untuk campuran obat penenang yang disebut dwale. Ramuan memabukkan itu terbuat dari empedu babi hutan, opium, mandrake, hemlock, dan cuka.

Sementara catatan abad pertengahan di Eropa, opium dan laudanum (opium yang dilarutkan dalam alkohol) menjadi pereda nyeri yang umum.

Namun pereda nyeri itu sulit untuk disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan bisa berbahaya. Misalnya opium dan laudanum dapat membuat ketagihan, sedangkan mandrake dalam dosis tinggi dapat menyebabkan halusinasi, detak jantung yang tak normal, dan bahkan kematian.

Dengan keterbatasan itu membuat ahli bedah membatasi operasi berisiko tinggi, seperti operasi caesar dan amputasi menjadi kurang umum dibandingkan sekarang.

Ini karena ketrampilan dan risiko rasa sakit yang intens dan tak terkendali yang akan ditimbulkan sungguh luar biasa.

"Tak banyak operasi yang dijelaskan, karena tak ada kemampuan untuk melakukannya," kata Tony Wildsmith, profesor emeritus anestesi di University of Dundee di Skotlandia.

Namun, kedokteran gigi nampaknya menjadi jenis operasi yang relatif lebih umum karena rasa sakit dan bahaya dalam melakukannya lebih rendah.

Baca juga: Obat Bius untuk Operasi Sudah Digunakan Sejak 180 Tahun Lalu, Begini Sejarahnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com