Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2022, 18:03 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Saat hujan tiba, kita biasanya akan menyaksikan peristiwa alam yakni petir yang biasanya juga akan disertai dengan suara guntur yang menggelegar. Dan ketika kita melihatnya, petir pada umumnya berwarna putih.

Akan tetapi, rupanya warna petir tak selamanya putih. Lantas, apa saja warna petir?

Menurut National Oceanic & Atmospheric Administration (NOAA) petir dapat muncul dalam berbagai warna. Sambaran petir bisa muncul dalam warna biru, kuning, ungu, dan bahkan hijau.

Hal tersebut lantaran kabut, debu, kelembaban, tetesan hujan, serta partikel lain di atmosfer akan memengaruhi warna dengan menyerap atau mendifraksikan sebagian cahaya putih petir.

Lalu mengutip World Atlas, selain atmosfer, lingkungan dan suhu juga berpengaruh dalam membentuk warna petir. Semakin tinggi suhunya maka semakin dekat pula sambaran petir ke ujung spektrum warna.

Spektrum warna sendiri merupakan rentang gelombang cahaya pada frekuensi dan panjang gelombang tertentu yang dapat dilihat oleh manusia.

Spektrum warna yang kita kenal adalah warna merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Petir?

Arti warna petir

Warna petir yang berbeda juga memberikan informasi mengenai badai badai petir dan kondisi cuaca.

Misalnya, warna petir yang paling umum adalah putih ini justru menunjukkan kategori petir yang paling berbahaya.

Petir berwarna putih juga menunjukkan konsentrasi kelembaban yang rendah di atmosfer.

Sementara itu petir berwarna kuning cenderung lebih dingin dibandingkan yang lain dan mengarah ke badai petir kering dan debu dalam jumlah tinggi.

Petir ungu dan biru sering disertai dengan hujan, hujan es, dan proses jatuhnya hujan (presipitasi).

Petir juga bisa berwarna hijau, tetapi sulit dilihat oleh pengamat karena tersembunyi di dalam awan.

Satu-satunya bukti fotografi yang merekam warna petir tersebut ditangkap dari fenomena semacam yang terjadi di Chili.

Baca juga: Apa Manfaat Petir untuk Kehidupan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com