Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2022, 08:31 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comStunting menyebabkan kerusakan permanen pada fisik dan mental anak. Stunting masih menjadi masalah di berbagai negara berkembang, termasuk di Indonesia.
Stunting menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan yang perlu diselesaikan oleh pemerintah karena angka kejadiannya yang relatif masih tinggi. Padahal, stunting ini bisa dicegah jika semua pihak mengetahui penyebab stunting agar kita bisa bersama-sama mencegahnya.

Penyebab stunting

Melansir World Health Organization (WHO), penyebab stunting adalah gizi buruk, infeksi berulang, dan kurangnya stimulasi psikososial. Jika ketiga penyebab tersebut terjadi secara simultan dan terus-menerus pada 1.000 hari pertama hidup bayi, maka akan menyebabkan stunting.

Risiko terkena stunting bertambah tinggi jika ketika masa kehamilan ibu hamil mengalami infeksi malaria, HIV, dan hipertensi. Ibu hamil yang tidak mencukupi kebutuhan gizi juga meningkatkan risiko anak terkena stunting.

1. Gizi buruk

Gizi buruk yang terjadi pada anak biasanya karena rendahnya akses terhadap makanan bergizi akibat faktor ekonomi, atau kurang bervariasinya makanan yang diberikan. Makanan yang diberikan pada bayi seharusnya bisa memenuhi 4 sehat 5 sempurna untuk mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral bayi.

Bayi yang baru lahir harus mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) selama 6 bulan. Setelah itu bayi harus mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang terdiri dari sumber yang bervariasi, seperti karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah.

Selain itu, gizi buruk juga biasanya diperparah perilaku ibu yang tidak memperhatikan gizi sejak masa kehamilan. Umumnya, ini terjadi pada ibu remaja yang belum memahami pentingnya asupan bergizi sejak masa kehamilan, serta pola laktasi yang memadai.

2. Infeksi berulang

Infeksi berulang bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, kurangnya akses ibu dan anak ke fasilitas layanan kesehatan. Kedua, pola hidup yang tidak bersih, seperti kesulitan akses air bersih atau tinggal di tempat yang tidak bersih.

Contoh infeksi yang bisa memengaruhi bayi antara lain malaria, pneumonia, diare, dan cacingan. Sebanyak 25 persen kasus stunting disebabkan oleh diare lebih dari lima episode pada anak berumur di bawah dua tahun.

Baca juga: Apa Itu Stunting?

3. Kurangnya stimulasi psikososial

Salah satu penyebab stunting adalah kurangnya stimulasi psikososial. Selain perlu diberikan gizi yang cukup, bayi juga harus berinteraksi dengan orang yang menjaganya. Hal ini akan membuat bayi tidak hanya tumbuh, namun juga berkembang secara optimal.

Menurut WHO, contoh kurangnya stimulasi psikososial adalah anak yang kedua orang tuanya bekerja dan anaknya dititipkan pada kerabat atau keluarga yang lain. Ini berpotensi membatasi stimulasi interaksi yang diterima bayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com