Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wahana NASA Mendarat di Asteroid, Ternyata Punya Permukaan yang Rapuh

Kompas.com - 13/07/2022, 19:30 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Pendaratan wahana antariksa milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di asteroid Bennu, mengungkapkan bahwa tak semua asteroid punya permukaan yang solid dan kuat.

Pendaratan singkat tersebut menunjukkan, bahwa benda antariksa tersebut memiliki permukaan yang tak seperti diperkirakan para ilmuwan.

Alih-alih menjadi batu terbang yang padat, Bennu terdiri dari partikel kecil seperti kerikil yang tak terikat kuat satu sama lain, menciptakan banyak ruang di permukaannya. Ilmuwan pun menyebut bahwa permukaan Bennu ini ibarat bola plastik.

Baca juga: Kali Pertama, Teleskop Luar Angkasa James Webb Lacak Asteroid

Temuan pun membuat para ilmuwan berpikir jika saat itu, wahana antariksa bernama OSIRIS-REx memperpanjang masa tinggalnya lebih lama, bisa jadi wahana akan tenggelam ke asteroid.

"Ekspektasi kami tentang permukaan asteroid benar-benar salah, " ungkap Dante Lauretta, peneliti utama OSIRIS-REx dan penulis utama makalah yang merici temuan mengenai permukaan asteroid Bennu.

Dikutip dari Gizmodo, Rabu (13/7/2022) OSIRIS-REx tiba di asteroid pada Desember 2018 dengan misi untuk mengambil sampel asteroid Bennu dan membawanya kembali ke Bumi untuk dianalisis.

Wahana kemudian mendarat di Bennu pada Oktober 2020, mengulurkan lengan robotnya untuk mengambil bagian dari asteroid. Dengan mengaduk beberapa debu dan kerikil di asteroid, OSIRIS-REx kemudian mempu mengambil beberapa ons material.

OSIRIS-REx kemudian segera menembakkan pendorongnya untuk mundur dari Bennu.

Bagian kepala pengambilan sampel wahana menyentuh permukaan Bennu selama kurang lebih 6 detik sebelum mundur.

Meski hanya mendarat dalam waktu yang sangat singkat, berhasil mengungkap hal yang besar. Dari pendaratan, Bennu menghasilkan ledakan kerikil yang kacau dan kawah selebar 8 meter.

"Setelah meninjau rekaman dari pengambilan sampel, kami melihat dinding besar puing yang memancar keluar dari lokasi sampel, kata Lauretta.

Baca juga: Bagaimana Terjadinya Meteor, Meteoroid, dan Asteroid?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com