Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/06/2022, 11:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lidah adalah salah satu organ manusia yang tidak hanya untuk mengecap, tetapi juga berfungsi ketika bernapas, menelan, hingga mengartikulasikan kata-kata.

Umumnya lidah memiliki ukuran panjang sekitar 8,5 cm pada laki-laki, dan 7,9 cm bagi perempuan. Menurut Guinnes World Record, lidah terpanjang di dunia sampai saat ini berukuran 10,1 cm, yakni milik Nick Stoeberl.

Lidah merupakan misteri tubuh manusia yang memiliki keunikan tersendiri. Organ ini terdiri dari delapan otot lurik yang dapat bergerak ke segala arah, sehingga membuatnya cukup fleksibel.

Otot-otot tersebut juga membantu lidah, agar tidak lelah selama melakukan tugasnya setiap hari, termasuk makan dan berbicara. 

Baca juga: Mengapa Manusia Menangis? Sains Jelaskan Manfaatnya

Kenapa manusia punya lidah?

Dilansir dari Live Science, Jumat (2/10/2015) manusia memiliki lidah untuk dapat mengecap makanan melalui reseptor yang mengirimkan informasi ke otak.

Reseptor adalah ujung saraf yang menjadi tempat terjadinya reaksi kimia terhadap makanan yang dimakan.

Menurut Encyclopedia Britannica, ada sekitar 50 hingga 150 sel reseptor rasa di dalam setiap kuncup pengecap di lidah.

Rata-rata orang dewasa memiliki total antara 2.000 hingga 4.000 benjolan rasa. Hal ini dikarenakan sel-sel sensorik di indera pengecap, yang membuat manusia mampu merasakan rasa dan memperbaharui dirinya di setiap minggu.

Sementara itu, di seluruh ototnya terdapat kelenjar dan lemak, sedangkan bagian luar lidah ditutupi oleh selaput lendir.

Bagian atas lidah yang disebut dorsum tertutup dengan papila, yakni tonjolan kecil pada permukaannya yang berisi kelenjar serosa. Kelenjar inilah yang mengeluarkan cairan di dalam air liur.

Baca juga: Mengapa Kita Bermimpi Saat Tidur? Sains Jelaskan

Fungsi lidah manusia

Faktanya, indera pengecap ini membantu manusia berevolusi seperti sekarang. Lidah membuat kita mengetahui rasa pahit dan asam, yang menandakan makanan itu beracun atau telah busuk.

Bagian belakang lidah sensitif terhadap rasa pahit, sehingga Anda dapat memuntahkan makanan yang tidak layak konsumsi sebelum menelannya.

Selain itu, rasa manis dan asin yang dirasakan lidah dapat menginformasikan, bahwa makanan yang dikonsumsi kaya nutrisi.

Seperti dilansir dari On Health, Jumat (14/5/2021) lidah sebenarnya dapat berfungsi untuk memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan seseorang.

  • Lidah merah cerah bisa menandakan Anda kekurangan asam folat atau B12, demam berdarah, atau mengalami penyakit kawasaki yang umumnya dialami anak-anak.
  • Bintik-bintik putih atau lapisan putih pada lidah dapat mengindikasikan sariawan, atau leukoplakia yang merupakan gejala awal kanker.
  • Lidah hitam berbulu bisa menjadi tanda pertumbuhan bakteri, dan juga dialami penderita diabetes atau mereka yang mengonsumsi antibiotik maupun menjalani kemoterapi.
  • Benjolan yang terasa sakit di lidah mungkin merupakan sariawan, atau gejala kanker mulut.

Anda mungkin pernah belajar soal peta rasa lidah, di mana pada area berbeda maka rasanya juga berbeda. Namun ternyata, Anda dapat merasakan manis, asam, asin, maupun pahit di semua area lidah.

Baca juga: Mengapa Jari Tangan Manusia Memiliki Ukuran Berbeda? Sains Jelaskan

Lidah bisa menjadi gemuk

Fakta lain dari lidah adalah bisa menjadi gemuk. Apabila Anda memiliki berat badan berlebih atau obesitas, maka lidah juga akan mengalami peningkatan volume lemak.

Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Sleep menunjukkan, bahwa memiliki lidah yang lebih besar dengan kadar lemak yang lebih tinggi, menjadi faktor risiko apnea tidur obstruktif.

Gangguan ini dapat mengganggu penderitanya, karena dia dapat berhenti bernapas selama beberapa detik saat tidur, dan biasanya terjadi pada orang obesitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com