KOMPAS.com - Anxiety disorder atau gangguan kecemasan berbeda dari perasaan gugup atau cemas yang normal.
Pasalnya, gangguan kecemasan melibatkan ketakutan atau kecemasan yang berlebihan.
Gangguan kecemasan juga dapat menyebabkan seseorang mencoba menghindari situasi yang memicu atau memperburuk gejala mereka.
Capaian kerja, pekerjaan sekolah, dan hubungan pribadi bisa terpengaruh oleh gangguan kecemasan.
Dilansir dari American Psychiatric Association, gangguan kecemasan adalah yang paling umum dari gangguan mental dan memengaruhi hampir 30 persen orang dewasa.
Baca juga: Infeksi Covid-19 Parah Bisa Sebabkan Depresi dan Kecemasan Berkepanjangan
Meski demikian, gangguan kecemasan dapat diobati. Perawatan dapat membantu kebanyakan orang dengan gangguan kecemasan untuk menjalani kehidupan produktif yang normal.
Dilansir dari Medline Plus, terdapat beberapa jenis gangguan kecemasan, antara lain:
Orang dengan gangguan kecemasan umum kerap khawatir dengan masalah seperti kesehatan, uang, pekerjaan, dan keluarga.
Tetapi, kekhawatirannya berlebihan dan perasaan tersebut hampir setiap hari selama, setidaknya, 6 bulan.
Orang dengan gangguan panik dapat mengalami serangan panik.
Baca juga: Studi: Sebanyak 40 Persen Bidan di Indonesia Alami Kecemasan Selama Pandemi Covid-19
Ini adalah periode ketakutan yang tiba-tiba dan berulang, meski tidak ada bahaya.
Serangan panik datang dengan cepat dan dapat berlangsung beberapa menit atau lebih.
Orang dengan fobia memiliki ketakutan yang intens terhadap sesuatu, meski hanya menimbulkan sedikit atau tidak ada bahaya nyata.
Ketakutan tersebut mungkin terhadap hewan, tempat, situasi sosial, dan lain-lain.
Dilansir dari Healthline, gejala gangguan kecemasan dapat berbeda-beda, bergantung pada orang yang mengalaminya.
Baca juga: Rutin Olahraga Terbukti Efektif Mengatasi Gejala Kecemasan