Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Planet Raksasa WASP-121b Diduga Memiliki Hujan Permata Cair, Studi Jelaskan

Kompas.com - 23/02/2022, 08:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber CNN


KOMPAS.com - Sebuah planet ekstrasurya raksasa atau exoplanet yang berjarak sekitar 855 tahun cahaya dari Bumi, diduga memiliki awan logam dan hujan permata cair di dalamnya. Exoplanet bernama WASP-121b ini juga diketahui memiliki beberapa keunikan.

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy pada Senin (21/2/2022), planet WASP-121b itu pertama kali ditemukan pada tahun 2015 melalui pengamatan Teleskop Luar Angkasa Hubble.

Suhu planet ini mencapai 2.227 derajat Celsius di lapisan atmosfer terdalam dan 3.227 derajat Celsius di lapisan atasnya pada sisi siang.

Sementara di sisi malam, suhunya lebih dingin yaitu 1.527 derajat Celsius, dan turun menjadi 1.227 derajat Celsius di atmosfer bagian atas.

Peneliti juga mengatakan massa serta diameter WASP-121b lebih besar daripada planet Jupiter.

Suhu exoplanet ini yang sangat panas membuat unsur-unsur logam berat seperti besi dan magnesium, terus-menerus mengalir keluar dari atmosfer menuju luar angkasa.

Baca juga: Ilmuwan Menemukan Planet Raksasa Utuh yang Mengelilingi Bangkai Bintang

Sejak pertama kali diidentifikasi, para peneliti pun mulai mempelajari planet raksasa WASP-121b untuk mengetahui karakteristiknya, salah satunya menemukan bahwa planet ini memiliki hujan permata cair.

"Dengan pengamatan ini, kami benar-benar mendapatkan pandangan global tentang meteorologi sebuah planet ekstrasurya," papar penulis utama studi, Thomas Mikal-Evans.

Seperti dilansir dari CNN, Senin (21/2/2022) setiap 30 jam sekali, WASP-121b akan menyelesaikan satu orbit.

Satu sisi planet yang menghadap bintang akan mengalami siang hari, sedangkan sisi lainnya adalah malam hari secara permanen.

"Jupiter panas terkenal memiliki sisi siang hari yang sangat terang, tetapi sisi malam berbeda. Sisi malam (planet raksasa) WASP-121b sekitar 10 kali lebih redup daripada sisi siangnya," jelas rekan peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, Tansu Daylan, menjelaskan selain planet raksasa memiliki hujan permata cair.

Baca juga: Fenomena Langka, Dua Planet Raksasa Menari Bersama di Luar Angkasa

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com