Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Konspirasi Chemtrails Picu Omicron, Ini 3 Fakta yang Harus Diketahui

Kompas.com - 19/02/2022, 16:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah video penampakan awan mirip sisa pesawat di Buah Batu, Kota Bandung, Jawa Barat, pada 7 Februari 2022, menjadi viral baru-baru ini. Video itu juga disertai dengan narasi bahwa pesawat itu sedang menyebarkan chemtrails yang menyebabkan infeksi Covid-19.

Video dan narasi tersebut telah dibantah oleh Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko, yang menyebutnya sebagai teori konspirasi.

Chemtrails sendiri merupakan gabungan dari kata chemistry (kimia) dan trails (jejak), yang dimaknai sebagai penyebaran zat kimia tertentu (biasanya beracun atau berbahaya) melalui pesawat terbang. 

Hingga saat ini, para ahli belum melihat bukti yang kredibel terkait isu chemtrails, dan bahkan belum ada bukti bahwa chemtrails itu ada.

Baca juga: Isu Chemtrails Sebabkan Omicron Teori Konspirasi, Ini Penjelasan BMKG

Berikut adalah tiga fakta yang perlu Anda ketahui dari teori konspirasi chemtrails:

1. Hanya teori konspirasi

Terkait banyak isu mengenai chemtrails ini, para peneliti belum menemukan bukti ilmiah yang kuat sama sekali.

Penelitian yang ditulis J. Marvin Herndon dan timnya berjudul Chemtrails are Not Contrails: Radiometric Evidence menyebut bahwa sampai saat ini, klaim chemtrails dan dampak negatifnya tidak terbukti.

“Belum ada laporan resmi atau publikasi ilmiah yang menyebutkan keberadaan, apalagi akibat buruk yang dapat ditimbulkan. Salah satu kajian menunjukkan bahwa klaim chemtrails tidak benar karena tidak ada kandungan zat kimia yang berbahaya dari jejak yang ditinggalkan oleh pesawat terbang,” tulis laporan yang tayang di Journal of Geography, Environment and Earth Science International, Maret 2020.

2. Contrails, bukan chemtrails

Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko mengatakan, apa yang disebut chemtrails dalam video yang beredar, sebetulnya adalah condensation trails atau sering disingkat sebagai contrails.

Contrails adalah fenomena yang terjadi di udara akibat emisi dari mesin jet pesawat terbang yang bertemu dengan udara pada temperatur yang sangat rendah.

Baca juga: Apa Itu Chemtrails, Fenomena Jejak Asap Pesawat yang Dikaitkan dengan Penyebaran Omicron?

Proses pembentukan contrails diinisiasi oleh emisi uap air pada temperatur tinggi dari mesin jet pesawat terbang yang dengan cepat bertemu dengan udara pada temperatur yang sangat rendah.

Pertemuan ini berturut-turut dilanjutkan dengan proses kondensasi (perubahan uap air menjadi air) dan proses sublimasi (air menjadi kristal es).

“Proses ini dapat disetarakan dengan proses pembentukan awan,” jelas Urip dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (16/2/2022).

Meski demikian, keberadaan contrails di udara bergantung pada kondisi atmosfer seperti penyinaran matahari, perbedaan temperatur, dan wind shear atau perubahan instan arah dan kecepatan angin.

Pada kondisi atmosfer yang stabil, contrails dapat bertahan lama dan menyebar secara lateral.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com