Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru, Infeksi Covid-19 Tanpa Gejala pada Orang Belum Divaksin Sangat Jarang

Kompas.com - 18/02/2022, 20:32 WIB
Mela Arnani,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi terbaru menemukan bahwa orang dewasa sehat yang tidak divaksinasi lantas terpapar Covid-19, kemungkinan tidak akan bebas gejala.

Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 263 orang petugas kesehatan di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed di Bethesda yang tidak terinfeksi dan belum divaksinasi. Rata-rata orang dalam penelitian ini berusia 41 tahun.

Para petugas kesehatan tersebut umumnya berada di kondisi yang sehat dan mempunyai sistem kekebalan normal.

“Beberapa penelitian menunjukkan bahwa infeksi tanpa gejala dapat terjadi sebesar 50 persen dari suatu waktu, tapi penelitian baru meragukan hal itu,” ujar penulis senior Dr. Edward Mitre, profesor mikrobiologi dan imunologi di Uniformed Services University of the Health Sciences (USUHS) di Bethesda, seperti dikutip dari Medical Express, Jumat (18/2/2022).

Baca juga: Telemedisin Bisa Diakses untuk Pasien Positif Covid-19 lewat Antigen, Ini Alurnya

Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama Agustus 2020 hingga Februari 2021. Para peserta diminta melakukan tes PCR setiap kali memiliki gejala yang mengarah ke Covid-19.

Mereka juga menjalani tes antibodi bulanan untuk mendeteksi kasus corona yang bebas gejala atau terlewatkan oleh tes PCR.

Selain itu, para peneliti meminta peserta untuk melaporkan secara mandiri jika mengalami gejala apa pun.

Menurut temuan yang diterbitkan pada 14 Februari 2022 di Open Forum Infectious Diseases, hasilnya secara keseluruhan menunjukkan bahwa sebanyak 12 peserta dinyatakan positif terinfeksi SARS-CoV-2 dan semuanya mempunyai gejala atau simtomatik.

Baca juga: Kemenkes: Kasus Positif Covid-19 Saat Ini Dianggap Omicron

Jika penelitian sebelumnya menyebutkan infeksi tanpa gejala terjadi sebesar 50 persen dari suatu waktu, sangat tidak mungkin untuk melihat gejala pada 12 orang yang terinfeksi dalam penelitian ini.

“Jika dibandingkan dengan melempar koin, kemungkinan seseorang melempar koin 12 kali berturut-turut hanya 0,024 persen. Bahkan, jika tingkat infeksi tanpa gejala sebenarnya 30 persen, maka kemungkinan 12 dari 12 orang semua akan bergejala masih hanya 1,4 persen,” jelas Mitre.

Sebagai catatan, penelitian ini dilakukan pada populasi yang tidak divaksinasi dan mungkin tidak mencerminkan tingkat infeksi tanpa gejala pada orang yang divaksinasi.

Penulis utama yang juga dari USUHS Emilie Goguet menyampaikan, para peneliti menduga tingkat infeksi simtomatik yang lebih tinggi dikarenakan peserta memperhatikan dengan cermat setiap tanda infeksi. Untuk itu, desain penelitian mungkin membantu dalam hal ini.

Baca juga: 3 Gejala Baru yang Dilaporkan Pasien Omicron, Apa Saja?

Sepanjang musim gugur dan musim dingin, peserta melaporkan gejalanya setiap hari, mengalami penyimpangan dari kesehatan dasarnya.

Sebagai bagian dari studi, para peneliti juga dibandingkan gejala pada 12 orang yang didiagnosis dengan Covid-19 bergejala terhadap 38 perserta yang mengembangkan penyakit pernapasan non-Covid-19.

Ditemukan bahwa hidung meler, tekanan sinus, dan sakit tenggorokan, terjadi di lebih dari 70 persen pada kedua kelompok tersebut. Keduanya mempunyai tingkat kehilangan penciuman atau rasa yang sama.

Temuan ini menunjukkan bahwa tidak mungkin membedakan Covid-19 dengan infeksi saluran pernapasan lainnya hanya berdasarkan gejala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com