Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teori Continental Drift, Penyebab Munculnya Barisan Pegunungan

Kompas.com - 15/02/2022, 17:32 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comMunculnya barisan pegunungan di sepanjang Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara merupakan bukti adanya proses pergerakan lempeng benua. Pergerakan ini disebut juga dengan teori continental drift.

Teori continental drift

Teori continental drift dikenal juga dengan teori pengapungan benua. Teori ini ditemukan oleh seorang ilmuwan dan ahli metereologi asal Jerman bernama Alfred Lothar Wegener. Teori ini disampaikan pada tahun 1912, namun baru bisa diterima pada tahun 1950-an.

Teori ini merupakan cikal bakal dari ilmu geologi modern yang menjelaskan kompleksitas pergerakan permukaan Bumi. Teori ini dibuat melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan metode ilmiah dan sosiologi ilmu.

Wegener menyampaikan bahwa semua daratan awalnya merupakan satu kesatuan, namun terus bergerak hingga terbagi menjadi beberapa bagian. Kemudian, satu daratan utuh ini dinamakan Pangaea yang berarti semua daratan.

Baca juga: Bagaimana Pergerakan Lempeng Pasifik dan Lempeng Lainnya di Indonesia?

Pembuktian teori continental drift

Teori ini sempat mengalami kemunduran karena tidak bisa dibuktikan. Awalnya, Wegener menyampaikan hal yang mempengaruhi pergerakan daratan tersebut adalah pergerakan sentrifugal ditambah gaya tarik menarik antara Matahari dan Bulan. Namun, teori dan mekanisme tersebut ditolak, terutama oleh American Association of Petroleum Geologists.

Barulah pada tahun 1950-an, teori ini dapat diterima dengan perkembangan beberapa ilmu bumi. Salah satu perkembangan ilmu yang mendukung teori Wegener adalah penemuan penyebaran dasar samudera dan zona Wadati-Benioff.

Kedua teori tersebut menuntun bahwa teori continental drift dan teori tektonik lempeng benar adanya, bahwa pada permukaan Bumi terjadi pergerakan lempeng benua. Sejak saat itulah, Alfred Wegener dikenal sebagai Bapak Penemu sebagai salah satu revolusi keilmuan abad ke-20.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com