KOMPAS.com - Sebuah studi menemukan, senyawa dalam rosemary berpotensi dapat memblokir virus SARS-CoV-2 yang mengakibatkan infeksi Covid-19.
Rosemary merupakan semak cemara kayu asli Mediterania, dan sekarang dibudidayakan sebagai tanaman hias di seluruh dunia.
Spesies tanaman ini penting secara ekonomi, yang telah didistribusikan secara luas untuk kegunaan kuliner, obat, dan kosmetik.
“Kami pikir (senyawa) asam carnosic dan beberapa turunan yang dioptimalkan, layak diselidiki sebagai pengobatan yang berpotensi murah, aman, dan efektif untuk Covid-19, serta beberapa gangguan terkait peradangan lainnya,” ujar penulis senior Stuart Lipton, seorang profesor di Scripps Research Amerika Serikat seperti dikutip dari India Today, Kamis (3/2/2022).
Kendati begitu, masih harus dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mempertimbangkan potensi senyawa ini menjadi pengobatan yang murah, aman, dan efektif untuk infeksi Covid-19.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Berpotensi Kurangi Risiko Long Covid, Studi Jelaskan
Berdasarkan studi awal, sekelompok peneliti menyampaikan senyawa asam carnosic, dapat memblokir interaksi antara protein lonjakan SARS-CoV-2 dan protein reseptor ACE2.
Protein lonjakan digunakan oleh virus SARS-CoV-2 untuk menginfeksi sel, sedangkan ACE2 bertindak sebagai pintu gerbang memasuki sel.
Dituliskan Financial Express, para peneliti juga meninjau bukti dari penelitian sebelumnya, bahwa asam carnosic memiliki efek terpisah dalam menghambat jalur inflamasi kuat yang aktif pada Covid-19 parah dan penyakit lain termasuk Alzheimer.
Lebih lanjut, dalam studi tahun 2016, Lipton dan rekannya mengungkapkan bahwa asam carnosic yang ditemukan dalam rosemary mengaktifkan jalur pensinyalan antioksidan anti-inflamasi yang disebut Nrf2.
Ditemukan bukti jalur tersebut mengurangi tanda-tanda seperti Alzheimer pada model tikus dari penyakit yang dikenal dengan peradangan otak tersebut.
Baca juga: 9.200 Spesies Pohon di Dunia yang Belum Ditemukan, Studi Jelaskan