Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih dari 70 Persen Penyintas Covid-19 yang Pernah Dirawat di ICU Masih Alami Gejala

Kompas.com - 31/01/2022, 12:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian terbaru menunjukkan, bahwa pasien Covid-19 yang dirawat di unit perawatan intensif (ICU) dilaporkan masih mengalami gejala, sejak dinyatakan pulih.

Hasil tersebut didapatkan dari analisis terhadap 246 pasien Covid-19 yang dirawat di ICU rumah sakit di Belanda, dan mayoritas berusia 61 tahun.

Studi yang telah dipublikasikan di JAMA pada 24 Januari 2022 itu menemukan, hampir tiga perempat atau 74,3 persen di antara peserta penelitian masih mengalami gejala Covid-19 setidaknya 12 bulan setelah dirawat di ICU.

Tim peneliti mencatat, temuan ini mengartikan risiko infeksi corona jangka panjang sangat mungkin terjadi.

Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut Penyintas Covid-19 Bisa Terinfeksi Kembali akibat Varian Omicron

Oleh karenanya, pemantauan terhadap kelompok tersebut penting dilakukan untuk meminimalkan gejala yang bisa memengaruhi kualitas hidup penyintas Covid-19.

“Penelitian ini menunjukkan betapa besarnya dampak dirawat di ICU terhadap kehidupan orang yang pernah terpapar Covid-19,” ujar peneliti dari Radboud University Medical Center di Belanda, Marieke Zegers dilansir dari Science Alert, Jumat (28/1/2022).

"Bahkan setelah satu tahun, setengah dari mereka masih merasa kelelahan atau mengalami penurunan energi untuk melakukan pekerjaan mereka sebelumnya," lanjutnya.

Di sisi lain, studi juga menyebutkan bahwa 38,9 persen peserta penelitian mengaku masih merasa nyeri, kelemahan otot, dan sesak napas setahun setelah terpapar virus corona.

Sementara, masalah kesehatan mental dirasakan setidaknya oleh 26,2 persen peserta penelitian, seperti perasaan cemas atau post-traumatic stress disorder (PTSD).

Sedangkan 16,2 persen menyebutkan masalah gangguan kognitif seperti masalah dengan memori atau sulit berkonsentrasi.

Meski tidak banyak data yang membahas tentang efek jangka panjang dari kasus Covid-19 yang parah, tampaknya terdapat gejala berkelanjutan yang serupa dengan gejala jangka pendek.

"Gejala pasca-ICU dapat dibagi dalam domain fisik, mental, dan kognitif dan dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian, biaya perawatan kesehatan yang lebih tinggi, dan kualitas hidup yang lebih rendah," kata para peneliti.

Kabar baiknya, para ilmuwan telah mengantongi banyak informasi yang dapat digunakan untuk mendalami virus corona termasuk respons pasien terhadap sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS). Kondisi ini disebut dapat memengaruhi kesehatan seperti halnya Covid-19.

Di samping itu, dampak jangka panjang tidak hanya terjadi pada pasien saja, tetapi pada lingkungan di sekitar seperti teman atau keluarga yang mungkin diharuskan untuk merawat mereka.

Baca juga: Long Covid, Indra Penciuman Jutaan Penyintas Tak Kunjung Pulih

Kemudian, studi tersebut mengungkapkan bahwa 57,8 persen peserta yang diamati dan diketahui memiliki pekerjaan sebelum terinfeksi Covid-19 masih mengambil cuti sakit, bahkan setelah setahun dinyatakan sembuh.

Meskipun penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, lantaran hanya menggunakan data dari laporan peserta, mereka menyoroti alasan bagi pasien untuk waspada terkait gejala Long Covid-19 hingga risiko kematian.

"Informasi tentang hasil jangka panjang di antara pasien Covid-19 yang dirawat di ICU diperlukan untuk memberikan perawatan yang memadai dan perawatan lanjutan sesuai dengan kebutuhan klinis pasien ini," jelas peneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com