KOMPAS.com – Kutu kemaluan (phtirus pubis) adalah serangga yang berukuran sangat kecil dan menyerang area genital.
Kutu memakan darah manusia dan menyebabkan rasa gatal yang hebat di area yang digigit kutu. Kutu kemaluan biasanya hidup di rambut kemaluan dan menyebar melalui kontak seksual.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kutu kemaluan ditemukan di bulu mata, rambut, ketiak, dan rambut wajah.
Biasanya, kutu kemaluan lebih sering ditemukan pada orang yang memiliki infeksi menular seksual.
Dilansir dari Healthline, kutu kemaluan biasanya menular melalui kontak seksual, seperti hubungan seksual.
Baca juga: 5 Cara Menghilangkan Kutu Kucing yang Mengganggu
Seseorang juga bisa tertular kutu kemaluan melalui handuk, selimut, seprai, atau pakaian orang yang memiliki kutu kemaluan.
Perlu diketahui bahwa kutu kemaluan tidak mungkin menular melalui dudukan toilet atau furnitur lainnya.
Biasanya, kutu kemaluan tidak jatuh dari inangnya, kecuali mereka sudah mati. Kutu kemaluan pun tidak bisa melompat dari satu orang ke orang lain.
Kutu dewasa bertelur di batang rambut, di dekat kulit. Selama tujuh hingga 10 hari kemudian, telur kutu tersebut menetas, menjadi nimfadan, dan mulai memakan darah. Kutu dapat hidup tanpa suplai makanan selama satu sampai dua hari.
Dilansir dari Mayo Clinic, jika seseorang terserang kutu kemaluan, ia dapat mengalami gejala yang intents. Gejala kutu kemaluan yang umum di antaranya adalah:
Baca juga: Kutu Infeksi Anjing Peliharaan, Begini Cara Membasminya
1. Demam ringan
2. Sifat lekas marah
3. Kurang energi
4. Bintik-bintik kebiruan pucat di sekitar gigitan kutu
Rasa gatal yang berlebihan akibat kutu kemaluan dapat menyebabkan luka atau infeksi di daerah yang terkena. Biasanya, pada malam hari, rasa gatal akan semakin hebat.
Untuk mencegah penularan kutu kemaluan, jangan berbagi pakaian, tempat tidur, atau handuk dengan siapapun yang memiliki kutu kemaluan.
Kontak seksual juga harus dihindari hingga pengobatan selesai dan berhasil. Jika seseorang didiagnos memiliki kutu kemaluan, ia harus memberi tahu pasangan seksualnya agar mereka pun mengambil langkah pengobatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.