Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak 5.000 Tahun Lalu, Manusia Sudah Terpapar Timbal

Kompas.com - 23/08/2021, 20:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak manusia mulai memurnikan logam, kira-kira 5000 tahun yang lalu, orang tanpa sadar telah menghirup, menelan, dan menyerap partikel kecil produk sampingan timbal ke dalam tubuh mereka.

Hal tersebut diketahui berdasarkan sebuah analisis sisa-sisa tulang manusia yang terkubur di sebuah situs pemakaman di Roma dan di pulau Sardinia, Italia antara 12.000 SM dan abad ke-17.

Mengutip Science Alert, Senin (23/8/2021) peneliti menyebut jika sisa-sisa timbal terlihat di tulang yang dimakamkan di tempat tersebut.

Bahkan, bagi orang yang tak terlibat jauh dalam penambangan atau peleburan, tetap menunjukkan bukti partikel timbal dalam tubuh mereka.

Baca juga: Kompleks Pemandian Romawi Kuno Ditemukan di Spanyol, Seperti Apa?

Menurut peneliti, ketika orang Romawi pertama kali mulai menambang timah dan meleburnya, ada peningkatan yang jelas dalam rasio timbal yang ditemukan di tulang mereka.

Apalagi ketika koin mulai diproduksi, kira-kira 2500 tahun yang lalu, ada peningkatan yang lebih tajam dalam konsentrasi timbal yang ditemukan dalam sisa manusia tersebut.

Orang Romawi sebenarnya mengetahui hal tersebut. Tetapi perak, emas, dan bahkan timah terlalu berguna untuk diabaikan.

Sejak awal, polutan tampaknya telah menyebar begitu cepat ke seluruh lingkungan. Hanya perlu menghirup udara, minum air, dan makan makanan lokal agar logam berat secara bertahap menumpuk di hati, ginjal, dan tulang mereka.

Bahkan, mereka membangun pipa ledeng dengan timah yang justru mengirimkan logam berat langsung ke penduduk mereka.

Sederhananya, makin banyak timbal yang dihasilkan, maka makin banyak orang yang menyerap timbal dalam tubuh mereka. Ini memiliki efek yang sangat beracun.

"Dokumentasi polusi timbal sepanjang sejarah manusia ini menunjukkan, bahwa banyak perkiraan dinamika dalam produksi timbal direplikasi dalam paparan manusia," ungkap Yigal Erels, ahli geologi dari Hebrew University of Jerusalem Israel.

Hampir setiap sistem dalam tubuh manusia dapat teracuni oleh timbal. Bila terakumulasi dari waktu ke waktu dapat berpotensi menyebabkan masalah neurokognitif, kerusakan organ, dan masalah reproduksi dalam jangka panjang.

Baca juga: Berusia 2.000 Tahun, Jalan Era Kekaisaran Romawi Ditemukan di Inggris

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com