Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mitos atau Fakta, Perokok Pasif Juga Berisiko Terkena Kanker Paru

Kompas.com - 22/08/2021, 17:03 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker paru merupakan salah satu penyakit penyebab kematian terbesar di antara semua jenis kanker lainnya. Salah satu penyebab munculnya penyakit ini adalah konsumsi rokok.

Lantas, apakah mitos atau fakta bahwa perokok pasif lebih berisiko terkena kanker paru dibanding perokok aktif?

dr. Sita Laksmi Andarini, PhD, Sp.P(K), Dokter Spesialis Paru Konsultan Onkologi dan Anggota Pokja Onkologi Toraks PDPI, memberikan penjelasan terkait hal tersebut dalam siaran pers #LungTalk yang diterima Kompas.com, Minggu (22/8/2021).

Dengan melihat data yang ada, perokok aktif berisiko terkena kanker paru sebesar 13,6 kali lipat, sedangkan perokok pasif berisiko terkena kanker paru sebesar 4 kali lipat.

Baca juga: 4 Dampak Pandemi Covid-19 yang Dirasakan Pasien Kanker Paru

Kendati demikian, Sita menegaskan bahwa tidak bisa dikatakan perokok pasif akan mendapatkan lebih sedikit risiko terkena kanker paru.

"Jangan dikatakan bahwa risikonya lebih sedikit karena pada perokok pasif terkadang tidak aware bahwa mereka akan jadi (berisiko terkena) kanker paru, sehingga tidak pernah periksa," Dr. Sita.

Dampak buruk kurangnya kesadaran pada perokok pasif tersebut dapat menyebabkan apabila tubuh mereka terjangkit, kanker paru akan baru terdeteksi saat sudah memasuki stadium lanjut.

Selain itu, beda dengan perokok aktif, pada perokok pasif mereka menghirup sidestream smoke atau partikel yang lebih kecil dari rokok.

Partikel ini bisa masuk ke paru-paru hingga mencapai perifer paru. Tidak berhenti disitu, partikel tersebut juga mampu masuk ke pembuluh darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Dr. Sita memberikan contoh bahwa sidestream smoke ini bisa ditemukan di kafe yang penuh dengan asap rokok sehingga memungkinkan partikel kecil tersebut menempel pada benda-benda yang ada dan bersifat karsinogenik.

Jenis kanker yang menjangkit perokok aktif dan pasif pun berbeda.

Pada perokok aktif, kanker biasanya berada pada saluran napas besar sedangkan pada perokok pasif biasanya ditemukan di saluran napas yang lebih kecil.

Hal ini disebabkan karena perokok aktif selain menghirup sidestream mereka juga menghirup mainstream, asap rokok yang langsung dihirup dan masuk ke saluran pernapasan.

Di kesempatan yang sama, dr. Erlang Samoedro, Sp.P(K), FISR, Sekretaris Umum PDPI mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu dari tiga besar negara dengan konsumsi rokok terbesar di dunia.

China berada di peringkat pertama, India di peringkat kedua dan disusul oleh Indonesia di peringkat ketiga.

Dr. Erlang juga menambahkan fakta bahwa lebih dari 90 juta masyarakat Indonesia sudah terpapar asap rokok, yang merupakan salah satu faktor penyebab munculnya kanker paru.

Baca juga: Waspadai 8 Gejala Kanker Paru Beserta Faktor Risikonya

Mengingat risiko yang sama-sama besar antara perokok aktif dan pasif dalam terjangkit kanker paru, diperlukan tindakan dini untuk pencegahan maupun pengobatan yang tepat.

Hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan screening bagi yang belum bergejala atau melakukan deteksi awal kanker paru bagi yang sudah bergejala.

Gejala umum kanker paru yang bisa ditandai adalah batuk terus menerus selama dua minggu  sementara kita merupakan orang yang berisiko, berusia lebih dari 40 tahun dan pernah merokok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com