KOMPAS.com- Studi DNA dari fosil kuda purba, mengungkap jejak populasi kuda di dua benua, Amerika dan Eurasia.
Dalam studi ini menunjukkan bahwa ternyata populasi kuda di dua benua tetap saling terhubung melalui Bering Land Bridge.
Selama ratusan ribu tahun, populasi kuda di masa lalu terus berkembang biak dan melakukan beberapa kali kawin silang.
Seperti dilansir dari Science Daily, Rabu (19/5/2021), dalam penemuan baru ini, ilmuwan mendapati kontinuitas genetik pada kuda.
Kontinuitas itu terjadi mulai dari kuda yang mati di Amerika Utara pada akhir zaman es terakhir dan kuda yang akhirnya dijinakkan di Eurasia, setelah itu diperkenalkan lagi di Amerika Utara oleh orang Eropa.
Baca juga: Dulunya Hewan Liar, Asal-usul Kuda Jinak Terungkap Lewat Uji Genetik
"Hasil studi ini menunjukkan bahwa DNA (fosil kuda purba) mengalir dengan mudah antara Asia dan Amerika Utara selama zaman es, menjaga konektivitas fisik dan evolusioner antara populasi kuda di Belahan Bumi Utara," kata penulis studi, Beth Shapiro, profesor ekologi dan biologi evolusioner di UC Santa. Cruz dan penyelidik Institut Medis Howard Hughes.
Studi ini menyoroti pentingnya jembatan Bering Land sebagai koridor ekologis untuk pergerakan hewan besar antar benua selama periode Pleistosen.
Ini adalah periode ketika lapisan es masif terbentuk selama periode glasial.
Permukaan laut yang lebih rendah secara dramatis mengungkap area daratan yang luas yang dikenal sebagai Beringia.
Wilayah ini membentang dari Sungai Lena di Rusia hingga Sungai MacKenzie di Kanada, dengan padang rumput yang luas yang mendukung populasi kuda purba, mammoth, bison dan fauna lain di era Pleistosen.
Studi DNA dari fosil kuda purba ini telah dipublikasikan di jurnal Molecular Ecology, dan telah tersedia secara daring.
Baca juga: Fosil Kuda Ungkap Jejak Orang Terpandang di Pompeii 2.000 Tahun Lalu