KOMPAS.com - Temuan rumah tertua di dunia yang berusia 2 juta tahun menarik pembaca Sains Kompas.com pada Senin (3/5/2021).
Tak hanya tentang temuan rumah tertua di dunia saja yang menarik. Mungkin sebagian dari kita ada yang bertanya-tanya, bagaimana jika astronot meninggal di luar angkasa?
Nah, NASA saat ini sedang berusaha untuk menciptakan pemakaman di luar angkasa yang sesuai etika. Bagaimana pun, PBB melarang pembuangan jenazah di luar angkasa.
Itu adalah dua berita populer Sains Kompas.com. Berita yang tak kalah menariknya, riset menemukan bahwa bakteri tempe dapat meningkatkan kesehatan dan cegah diare; hingga penyebab gusi berdarah saat sikat gigi.
Berikut ulasan berita populer Sains Kompas.com edisi Senin hingga Selasa (3-4 Mei 2021).
Sejumlah arkeolog mengatakan tempat hunian di Gua Wonderwerk di Gurun Kalahari, Afrika Selatan, adalah rumah bagi manusia purba dua juta tahun lalu.
Ini menjadikannya rumah tertua dalam sejarah manusia.
Dalam artikel ilmiah di Quaternary Science Reviews, tim dari Universitas Toronto, Kanada, dan Universitas Hebrew di Yerusalem, menentukan umur tempat hunian dengan menguji sedimen di dalam gua.
Penulis utama di jurnal tersebut, Profesor Ron Shaar, menjelaskan menentukan umur hunian di dalam gua adalah kerja paling menantang tim arkeolog ini.
Solusinya, kata Shaar, tim menganalisis lapisan sedimen setebal 2,5 meter yang mengandung alat-alat batu, sisa-sisa binatang, dan jejak-jejak api dengan menggunakan dua metode: paleomagnetisme dan burial dating.
Untuk mengetahui bagaimana para peneliti melakukan penanggalan rumah tertua itu, baca selengkapnya di sini:
Berusia 2 Juta Tahun, Inilah Rumah Hunian Tertua di Dunia
Mengutip IFL Science, Senin (3/5/2021) hal tersebut membuat Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat (NASA) kemudian berusaha untuk berinisiatif untuk menciptakan ide pemakaman di luar angkasa yang sesuai etika.
NASA kemudian meminta beberapa kelompok penelitian untuk merancang ide yang layak untuk pemakaman di luar angkasa.