Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Masih Selidiki Kasus Pembekuan Darah Vaksin AstraZeneca

Kompas.com - 16/03/2021, 16:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber CNBC

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkata pada hari Jumat (12/3/2021), tengah meninjau laporan terbaru tentang kejadian pembekuan dara pada beberapa orang yang menerima vaksin Covid-19 dari AstraZeneca.

Seperti diberitakan, kejadian pembekuan darah ini memuat sejumlah negara melakukan penangguhan vaksin

Penangguhan ini dilakukan oleh Irlandia, Denmark, Norwegia, Islandia, Belanda, Thailand, Indonesia, dan belasan negara lain karena mempertimbangkan masalah keamanan.

Hingga Rabu (10/3/2021), sekitar 5 juta orang di Eropa telah mendapat suntikan vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford.

Dari jumlah tersebut, 30 orang dilaporkan mengalami troemboemboli.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah, Kondisi Apa Itu?

Troemboemboli adalah gumpalan darah yang terbentuk di pembuluh darah dan menghalangi aliran darah.

Dilansir CNBC News, AstraZeneca mengatakan dalam sebuah pernyataan di hari Jumat (12/3/2021) bahwa sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin mereka menyebabkan risiko penggumpalan darah.

Sementara itu, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada Jumat (12/3/2021), Komite Penasihat Global untuk Keamanan Vaksin WHO saat ini tengah meninjau keamanan vaksin dan menilai laporan terkait vaksin AstraZeneca secara sistematis.

"Segera setelah WHO memperoleh pemahaman menyeluruh tentang kejadian ini, temuan dan segala perubahan rekomendasi akan segera diberitahukan ke pulik," kata Tedros.

Dr Mariangela Simao, asisten direktur jenderal WHO untuk akses ke obat-obatan dan produk kesehatan, memperkirakan bahwa WHO kemungkinan sudah memiliki pernyataan resmi minggu ini, saat penyelidikan sudah selesai.

"WHO memiliki kewajiban untuk terus melanjutkan imunisasi sampai kami menemukan hubungan sebab akibat yang jelas,” katanya.

Dr. Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO, mengatakan masih belum jelas apakah vaksin tersebut benar-benar menyebabkan penggumpalan darah.

Seorang juru bicara AstraZeneca mencatat bahwa jumlah yang diamati dari kejadian ini secara signifikan lebih rendah pada mereka yang divaksinasi daripada yang diharapkan di antara populasi umum.

“Efek samping yang dilaporkan setelah vaksinasi harus dilihat dalam konteks kejadian yang terjadi secara alami dalam populasi,” kata Swaminathan.

“Hanya karena dilaporkan setelah vaksinasi, bukan berarti itu karena vaksinasi. Itu bisa sama sekali tidak berhubungan."

Baca juga: Vaksin AstraZeneca Sebabkan Pembekuan Darah, Tidak Ada Bukti yang Ditemukan

Regulator obat Eropa, European Medicines Agency (EMA), telah menekankan bahwa tidak ada indikasi vaksin AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah.

EMA masih yakin bahwa vaksin AstraZenca memiliki manfaat yang lebih besar daripada risikonya.

“Laporan pembekuan darah yang diterima sejauh ini tidak lebih besar dari jumlah orang yang divaksinasi,” kata Dr. Phil Bryan, kepala keamanan vaksin di Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan Inggris.

“Keamanan masyarakat akan selalu diutamakan. Kami sedang meninjau masalah ini dengan cermat tetapi bukti yang tersedia tidak mengkonfirmasi bahwa vaksin adalah penyebabnya. Orang harus tetap pergi dan mendapatkan vaksin COVID-19 ketika diminta, ”tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com