KOMPAS.com- Tepat hari ini, Senin (1/12/2020) diperingati sebagai hari HIV/AIDS sedunia, namun penularan penyakit ini masih dinilai sangat awam oleh banyak orang.
Seringkali, penularan penyakit dari Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) masih dianggap kebanyakan orang sangat mudah, yakni dengan sentuhan. Padahal, penularan virus dari penyakit tersebut tidak demikian.
Penularan HIV bisa terjadi melalui beragam cara, salah satunya melalui hubungan seksual.
Namun, kini seiring dengan kemajuan teknologi medis, potensi penularan itu dapat dicegah, bahkan diminimalisir.
Baca juga: Pengobatan HIV Tak Bermanfaat untuk Pasien Covid-19 yang Dirawat di RS
Salah satunya dengan penggunaan obat Pre-exposure prophylaxis (PrEP HIV), yang dapat digunakan untuk mencegah infeksi HIV dengan minum pil setiap hari.
Lantas apa itu obat PrEP HIV?
Dikutip dari CDC, PrEP HIV adalah cara bagi orang yang tidak mengidap HIV (negatif HIV), namun berisiko sangat tinggi tertular virus ini, agar terhindar dari infeksi HIV dengan rutin meminum obat atau pil setiap hari.
Jadi, apabila seseorang terpapar HIV saat melakukan hubungan seksual, maupun pengguna narkoba suntik, maka dengan rutin meminum pil, maka dia akan terlindungi dari risiko infeksi virus tersebut.
Baca juga: Tak Ada Jejak Infeksi, Orang Kedua Dinyatakan Sembuh dari HIV
"Tapi syaratnya, orang yang minum pil ini, negatif HIV. Ada dua jenis obat yang dikonsumsi yakni tenofovir dan emtricitabine," kata dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan hematologi onkologi, Profesor Zubairi Djoerban saat dihubungi Kompas.com, Selasa (1/12/2020).
Prof Zubairi menegaskan kedua obat tersebut harus diminum jangka panjang dan setiap hari. Sebab, perlindungan obat ini pada orang dengan negatif HIV baru akan muncul dalam beberapa minggu, sekitar 3-4 minggu.
Sesuai dengan kegunaannya, PrEP HIV hanya digunakan pada orang tanpa HIV, yang berisiko tinggi terinfeksi HIV yang berpotensi terjadi saat melakukan hubungan seksual dengan pasangannya, baik homoseksual, heteroseksual, maupun pengguna narkotika.