Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sembuh dari Covid-19, Apakah Tubuh Jadi Kebal Corona? Ini Kata Para Ahli

Kompas.com - 21/04/2020, 19:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com - Kian hari, pasien yang sembuh dari penyakit Covid-19 di Indonesia dan dunia terus bertambah.

Hal ini tentu sangat menggembirakan, tetapi juga menyisakan satu pertanyaan besar: Apakah seseorang yang sembuh dari Covid-19 mendapatkan kekebalan dari penyakit ini? Kalau iya, berapa lama kekebalan tersebut bertahan?

Sayangnya, hingga saat ini belum ada jawaban yang jelas terhadap pertanyaan tersebut, meskipun ada banyak ahli yang berasumsi bahwa Anda akan mendapat imunitas tertentu setelah terkena Covid-19.

Eric Vivier, seorang profesor imunologi di rumah sakit umum Marseilles, Prancis, menjelaskan kepada AFP bahwa ketika tubuh mengembangkan respons imun terhadap sebuah virus dan mengingatnya, sistem imun akan mencegah Anda terinfeksi virus yang sama di kemudian hari.

Baca juga: Ilmuwan China: Kemampuan Agresif Mutasi Virus Corona Masih Diremehkan

Hal ini berlaku untuk penyakit seperti campak, di mana pasien yang sembuh menjadi kebal terhadap penyakit ini seumur hidupnya.

Akan tetapi, terhadap virus berbasis RNA seperti SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, butuh waktu tiga minggu bagi tubuh untuk membangun jumlah antibodi yang cukup.

Itu pun perlindungannya mungkin hanya bertahan selama beberapa minggu, imbuh Vivier.

Michael Ryan, direktur eksekutif Program Darurat WHO, sependapat, meskipun dia juga menambahkan bahwa masih ada banyak hal yang belum diketahui para ilmuwan mengenai virus corona ini dan kekebalan yang terjadi setelah terinfeksi.

Dia mengatakan, kami mengharapkan periode perlindungan yang lumayan, tapi sangat sulit untuk memastikannya dengan virus baru ini.

"Kami hanya bisa menduga berdasarkan virus corona lain, tetapi datanya pun cukup terbatas," katanya.

Baca juga: Viral Lemon dan Teh Bunuh Virus Corona, Ahli Tegaskan Itu Hoaks

Untuk diketahui, kekebalan yang didapatkan setelah terinfeksi SARS, penyakit yang sempat mewabah pada 2002-2003, rata-rata hanya bertahan selama 3 tahun.

Setelah tiga tahun berlalu, mantan pasien SARS masih bisa terinfeksi penyakit itu kembali.

Kasus-kasus yang positif kembali

Di sisi lain, laporan dari Korea Selatan menunjukkan bahwa ada beberapa kasus di mana pasien yang dianggap "sembuh" dari virus corona dan menunjukkan hasil tes yang negatif, menjadi positif kembali ketike dites ulang.

Meskipun tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi berulang (reinfection), Francois Balloux selaku direktur dari Genetics Institute at University College London berpendapat bahwa skenario yang lebih memungkinkan adalah kekambuhan kembali (relapse).

Balloux menjelaskan mungkin virusnya sebenarnya tidak benar-benar hilang dan menjadi dorman serta tidak bergejala.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com