Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal SHMS, Teknologi Identifikasi Kerusakan Infrastruktur Jembatan

Kompas.com - 15/05/2024, 20:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemajuan teknologi instrumentasi dan teknologi informasi-komunikasi telah mempermudah monitoring kesehatan struktur jembatan.

Metode pengujian non-destructive test menjadi bidang baru dalam mendeteksi kerusakan struktur dan menentukan tindakan yang sesuai untuk umur layan jembatan.

Salah satu teknologi yang digunakan adalah Structural Health Monitoring System (SHMS) atau sistem monitoring kesehatan struktural.

Tak hanya jembatan, SHMS juga bisa digunakan untuk identifikasi kerusakan infrastruktur lainnya seperti jalan, terowongan dan gedung.

Baca juga: Jembatan Mobile di Swiss, Inovasi Perbaikan Jalan Tanpa Menutup Jalur

Kerusakan tersebut umumnya berupa perubahan sifat material dan geometri, yang meliputi perubahan kondisi batas dan sistem sambungannya.

Hal penting dalam proses identifikasi kerusakan, yaitu identifikasi kerusakan, lokasi kerusakan, tipe dan taraf kerusakan.

Jika diterapkan dalam identifikasi kerusakan jembatan, SHMS bisa digunakan untuk pengontrolan geometri, material, dan konstruksi.


Indonesia sendiri telah menerapkan SHMS pada Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa bagian timur dengan Pulau Madura.

Jembatan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian causeway (PCI girder), approach bridge (gelagar boks beton prategang–cast in situ) dan main bridge (cable-stayed). Bagian SHMS hanya diterapkan pada main bridge dan sebagian dari approach bridge.

Kerusakan sistem infrastruktur jembatan umumnya tidak bisa dihindari walaupun telah didesain untuk beroperasi dengan jangka waktu yang panjang.

Perhitungan penurunan kemampuan fisik jembatan diperlukan penilaian kondisi kesehatan jembatan tersebut.

Baca juga: Jembatan Kretek 2, Landmark Jalur Pansela di Bantul

Penilaian perlu dilakukan secara kontinyu agar dapat diambil tindakan yang tepat. Hal ini merupakan tantangan bagi komunitas ahli konstruksi jembatan.

Penerapan SHMS diharapkan dapat mengurangi biaya perbaikan dan tingkat kesalahan pemantauan otomatis.

Fungsinya sebagai penyaji data perubahan kondisi struktur akibat pembebanan, tegangan, deformasi, kekuatan gempa, angin, dan beban kendaraan berlebih.

Teknologi monitoring ini juga membantu melakukan identifikasi elemen terlemah yang bisa diperkuat atau dipulihkan sehingga membantu pengelola untuk mengambil keputusan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com