Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Properti di Asia Pasifik Turun 22 Persen, Terendah sejak 2010

Kompas.com - 21/11/2023, 09:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

KOMPAS.com - Aktivitas investasi properti komersial di Asia Pasifik menurun sebesar 22 persen secara tahunan (YoY) pada kuartal III-2023. Ini merupakan capaian terendah secara kuartalan sejak kuartal II-2010.

Menurut data dan analisis oleh konsultan real estat global JLL, investasi properti di Asia Pasifik turun menjadi 21,3 miliar dollar AS atau setara Rp 327,8 triliun.

Nilai itu seiring berlanjutnya kontraksi tajam pada volume investasi di sektor perkantoran dan ritel. Sementara itu, sektor industri dan logistik serta hunian dan multifamily tetap tangguh.

CEO Asia Pacific Capital Markets, JLL, Stuart Crow mengatakan, meski gagasan untuk kembali bekerja di kantor terus menguat dan tingkat hunian yang rendah di banyak pasar, para investor umumnya tetap lebih berhati-hati terhadap sektor perkantoran.

Biaya utang yang tinggi juga memberikan tekanan penentuan harga dan sebagian besar pasar masih berada dalam mode pencarian harga saat investor menyesuaikan target return untuk akuisisi.

"Kami tetap yakin dengan daya tarik jangka panjang dan ketahanan pasar real estat komersial Asia Pasifik, namun kami tetap realistis bahwa para investor mencari kepastian lebih lanjut mengenai harga dan situasi makro ekonomi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (20/11/2023).

Baca juga: OIKN Kejar Investasi Rp 45 Triliun, Masuk hingga Akhir 2023

Kepala Intelijen Investor, Asia Pasifik, JLL, Pamela Ambler menambahkan, di wilayah ini siklus kenaikan suku bunga mendekati akhirnya.

Reserve Bank of New Zealand dan Bank of Korea kemungkinan besar akan mengakhiri kebijakan moneter yang ketat, sedangkan Reserve Bank of Australia mungkin masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan.

"Oleh karena itu, suku bunga tetap regional kini sangat mirip dengan suku bunga mengambang, kecuali Jepang yang berencana untuk bergerak menuju normalisasi kebijakan," katanya

Saat mendekati akhir tahun 2023, investor akan menimbang biaya modal yang tinggi melawan lingkungan makro ekonomi yang tidak pasti.

"Dengan keputusan mendatang dari Fed mengenai penyesuaian suku bunga, kita juga dapat mengharapkan aktivitas investasi meningkat seiring dengan penurunan biaya utang," pungkas Pamela Ambler.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com