Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Domestik Tulang Punggung Bisnis Perhotelan Indonesia

Kompas.com - 07/08/2023, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar pariwisata domestik Indonesia telah berkembang demikian pesat dalam beberapa tahun terakhir, mendorong kemajuan industri perjalanan, terutama sektor perhotelan.

Dari 256 juta perjalanan pada tahun 2015 menjadi 735 juta perjalanan yang sangat eksponensial pada tahun 2022. Pasar pariwisata telah mencapai pertumbuhan yang sehat dengan Tingkat Pertumbuhan Majemuk atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) 16 persen.

Khusus tahun 2022, pertumbuhannya sekitar 19,8 persen, melampaui kinerja puncak tahun 2019 yang hanya mencapai 1,8 persen.

Baca juga: Layani Penumpang Bandara Kertajati, Metland Hadirkan Hotel Horison

Lima provinsi, menurut riset Hotel Investasi Strategis, membukukan kinerja terbaik dengan CAGR dua digit. Kelimanya adalah:

  1. Banten: Melonjak dengan CAGR 26,6 persen
  2. Jawa Timur: Berkembang dengan CAGR 25,4 persen
  3. Sulawesi Tenggara: Berkembang dengan CAGR 23,5 persen
  4. Sulawesi Selatan: Mengesankan dengan CAGR 19,6 persen, dan
  5. Di Yogyakarta: Berhasil dengan CAGR 16,9 persen

Kekuatan Pasar Domestik 

Dampak dari pertumbuhan wisatawan domestik ini adalah bangkitnya industri perhotelan. Sebagaimana dikatakan CEO Hotel Investasi Strategis Ross Woods.

"Wisatawan domestik telah menjadi tulang punggung industri perhotelan di Indonesia. Pada tahun 2022, 96 persen tamu di hotel berbintang adalah wisatawan domestik, menggambarkan pentingnya pasar lokal," ujar Woods kepada Kompas.com, Minggu (6/8/2023).

Baca juga: Enam Bulan, Investasi Rp 18 Triliun Masuk ke Sektor Hotel dan Restoran

Bahkan, hotel di segmen bintang lima, 84 persen tamunya berasal dari dalam negeri. Tren ini berlaku untuk akomodasi berbintang di bawahnya, dengan 93 persen tamu hotel bintang empat, dan 96 persen tamu hotel bintang tiga adalah wisatawan domestik.

Laporan bernada positif yang sama ditunjukkan Cushman & Wakefield Indonesia. Meskipun kegiatan usaha relatif lambat pada awal tahun 2023 karena sebagian besar lembaga swasta atau pemerintah masih menyusun anggaran kegiatannya, terlihat ada peningkatan signifikan.

Khusus bisnis hotel di Jakarta, sepanjang Semester I-2023, banyak didorong kegiatan pertemuan dan acara meeting, incentives, convention and exhibition (MICE) lainnya seperti konser musik internasional, acara olahraga dan pameran yang berkontribusi pada peningkatan permintaan kamar hotel.

Akhir pekan yang panjang juga menyebabkan peningkatan staycation keluarga dan kenaikan tingkat hunian secara year to date (YTD) hingga Mei 2023 sebesar 60,2 persen, 56,0 persen, 61,7 persen, 55,0 persen masing-masing untuk hotel bintang tiga, empat, lima, dan hotel mewah.

Baca juga: Mercure Buka Hotel Pertamanya di Kalteng, 15 Menit dari Bandara Iskandar

Hal ini mencerminkan peningkatan hunian tahunan sebesar 2,7 persen dari tahun 2022. Pada Mei 2023 saja, tingkat hunian rata-rata hotel di Jakarta adalah 65 persen, melebihi tingkat hunian Mei 2019 (sebelum pandemi) sebesar 43 persen.

Matriks tingkat okupansi yang membaik tersebut terlihat berdampak pada peningkatan tarif rerata harian atau average daily rate (ADR) pada setiap segmen pasar.

AVR Semester I-2023 tercatat pada Rp. 446.470 untuk hotel bintang tiga dengan pertumbuhan 14,4 persen secara tahunan, bintang empat Rp 804.500 (22,8 persen secara tahunan), bintang lima  Rp 1,7 juta (30,4 persen secara tahunan), dan mewah Rp 2,1 juta (17,0 persen secara tahunan).

Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Arief N Rahardjo, dengan normalisasi perjalanan internasional yang lebih luas di kawasan Asia Pasifik, pasar hotel Jakarta telah kembali ke tingkat pra-pandemi pada akhir tahun 2022 dan akan mengalami pertumbuhan kinerja pada tahun 2023.

Baca juga: Lima Hotel Terfavorit di Dunia 2023, Salah Satunya dari Indonesia

Kedatangan wisatawan domestik di Jakarta akan pulih secara substansial di mana pembangunan kembali pasar akan terus berlangsung.

"Sejalan dengan itu, event organizer baik pemerintah maupun swasta diharapkan banyak menggelar event MICE internasional tidak hanya di destinasi wisata seperti Bali tapi juga Jakarta yang pada akhirnya berdampak positif terhadap permintaan kamar hotel," papar Arief.

Sementara Woods menekankan, kondisi ini membuka jalan untuk pertumbuhan lebih luas lagi. 

Seiring dengan berkembangnya pasar pariwisata domestik, menawarkan banyak peluang bagi bisnis, pengusaha, dan investor untuk berkontribusi pada pertumbuhan pariwisata Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com