Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal Muasal Sabo Dam, Infrastruktur Pengendali Lahar Erupsi Gunung Berapi

Kompas.com - 22/06/2023, 17:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi sabo dam sudah cukup banyak digunakan dalam pembangunan infrastruktur sumber daya air di Indonesia.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, Sabo berasal dari dua kata Jepang, yaitu Sa yang berarti pasir, dan Bo yang berarti pengendalian.

Teknologi sabo adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengantisipasi aliran debris dan pengendalian sedimen dalam suatu bentang alam, khususnya sungai pada gunung.

"Jadi pengendalian laharnya menggunakan sabo dam. Sabo dam ini berfungsi menampung sedimen pasir dan lahar apabila terjadi erupsi lahar panas dan lahar dingin. Sudah banyak dibangun, seperti di Gunung Merapi ada 277 sabo dam," ujar Basuki dalam keterangan resmi dikutip dari laman Kementerian PUPR, Kamis (22/06/2023).

Menurut dia, penerapan teknologi sabo dam merupakan salah satu hasil penting kerja sama Indonesia dengan Jepang yang sudah terjalin sejak 1958 di dalam kerangka Colombo Plan.

"Tenaga ahli sabo dari Jepang mulai ke Indonesia tahun 1970. Sudah lebih dari 350 ahli sabo Jepang yang ke sini untuk membantu kita mendesain sabo dan kita sudah mengirim 100 engineer Indonesia untuk mempelajari sabo ke Jepang," jelasnya.

Baca juga: Basuki Minta Sabo Dam Kali Gendol Rutin Dibersihkan

Kerja sama teknologi sabo dam ini bisa terjalin karena Indonesia dan Jepang merupakan dua negara yang berada di zona ring of fire dan sering mengalami erupsi gunung berapi.

Indonesia memiliki 129 gunung berapi aktif, sedangkan di Jepang terdapat sebanyak 111 gunung berapi aktif.

Pengembangan teknologi sabo dam di Indonesia dilakukan melalui Balai Teknik Sabo, merupakan balai di bawah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR.

Tugasnya melaksanakan pengembangan, perekayasaan, dan pelaksanaan pelayanan teknis pengujian, pengkajian, inspeksi, dan sertifikasi di bidang sabo.

Balai Teknik Sabo juga memiliki vertical sabo training center untuk melakukan pelatihan bidang sabo. Pelatihan ini tidak hanya diikuti oleh engineer Indonesia saja tapi juga dari India, Pakistan, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Papua Nugini.

"Kami menginginkan kerja sama ini (dengan Jepang) dapat terus berlanjut. Proyek sabo yang telah berakhir pada tahun 2021, dan saat ini sedang kita rancang agar bisa diteruskan," pungkas Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com