Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkal Banjir Lahar Gunung Merapi, Begini Upaya Kementerian PUPR

Kompas.com - 05/06/2023, 08:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Risiko dan dampak banjir lahar Gunung Merapi terhadap aliran sungai-sungai dibawahnya menjadi atensi Kementerian PUPR.

Salah satu upayanya dengan melakukan pembangunan dan rehabilitasi Sabo Dam.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, pemeliharaan bangunan Sabo Dam yang telah dibangun sangat penting agar fungsi utamanya sebagai pengendali banjir lahar tetap optimal.

"Dirawat dan dijaga dengan dibersihkan secara rutin. Bersihkan dengan semprotan air bertekanan tinggi dan terus dirawat seluruh fungsi teknisnya," jelasnya saat meninjau Sabo Dam Kali Gendol, Sleman, pada Sabtu (3/6/2023), dikutip dari laman Kementerian PUPR.

Baca juga: Perbaikan Infrastruktur Rusak akibat Erupsi Semeru Hampir Beres, Telan Rp 770 Miliar

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak Ditjen SDA Kementerian PUPR Dwi Purwantoro menambahkan, letusan dahsyat Gunung Merapi pada tahun 2010 mengakibatkan banjir lahar dingin 15 sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Sehingga menyebabkan tertutupnya jalan Nasional Yogyakarta Magelang dan menyebabkan kerusakan termasuk di aliran Sungai/Kali Gendol.

"Untuk itu Kementerian PUPR melaksanakan Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sabo Dam sejak 2015 dengan loan JICA. Total bangunan Sabo Dam yang dibangun dari dana Loan JICA sejak tahun 1980-an sebanyak 139 buah," terangnya.

Menurut Dwi, khusus untuk pembangunan dan rehabilitasi Sabo Dam pada periode 2015-2022 sebanyak 10 Sabo Dam.

Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan rehabilitasi dan rekonstruksi Sabo Dam di Kali Putih, Kali Gendol, Kali Pabelan, dan Kali Lamat, pada tahun 2018-2020.

Lingkup pekerjaannya mencakup pembangunan 1 sabo baru di Kali Putih, rehabilitasi 3 sabo di Kali Gendol, rehabilitasi 2 sabo dan pembangunan 2 sabo baru di Kali Pabelan, serta pembangunan 1 sabo baru, dan rehabilitasi 1 sabo di Kali Lamat.

Selain program tersebut, Kepala BBWS Serayu Opak Dwi Purwantoro mengatakan, melalui pendanaan APBN tahun 2020 juga telah dilaksanakan rehabilitasi dan pembangunan sabo dam baru di Kali Bebeng, Kali Pabelan, serta Kali Lamat dan Senowo.

Konstruksi sabo dibangun secara bertingkat dengan ukuran berbeda, dimana yang terbesar berada di atas untuk menahan batu-batu besar dan yang paling kecil untuk menahan pasir.

Baca juga: Lava Gunung Berapi Bisa Dimanfaatkan Bangun Sebuah Kota

Secara teknis, Sabo Dam dibangun dengan ketinggian yang berbeda di tengah bendung. Hal ini dimaksudkan untuk mengalirkan air, sehingga sedimen atau endapan lahar dingin akan tertampung oleh bendung, tetapi air tetap mengalir.

Apabila bendung tidak mampu membendung semua aliran debris, maka akan dilewatkan melalui bagian atas (overtopping).

Selanjutnya aliran debris yang masih mengalir akan ditampung oleh bendung lain yang ada di bawahnya. Hal ini berlangsung terus menerus sesuai dengan jumlah bendung yang ada.

Sehingga aliran lahar Gunung Merapi dapat dicegah untuk tidak sampai ke hilir sungai yang dapat merusak permukiman warga maupun memutus konektivitas jalan dan jembatan yang mengganggu aktivitas warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com