Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah Jauh dari Singapura, Performa Indeks Logistik Indonesia Ada di Peringkat 61

Kompas.com - 16/05/2023, 12:30 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Performa indeks logistik atau Logistics Performance Index (LPI) Indonesia di tahun 2023 masih kalah jauh bila dibandingkan dengan negara tetangga, Singapura.

Berdasarkan LPI yang dirilis oleh Bank Dunia, Indonesia berada di peringkat 61 bersama dengan Bosnia and Herzegovina, Chili, Peru dan Uruguay. Skor yang diperoleh adalah 3,0 dari skala 5,0.

Posisi Indonesia kalah telak dari Singapura yang tahun ini berjaya di posisi puncak. Negara Asean lainnya seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina juga lebih unggul dari Indonesia.

Baca juga: Selain Beli, Ini Strategi Investor Sektor Logistik buat Ekspansi Lahan Industri di Jabodetabek

Total ada 139 negara yang di survei. Dua negara ada di posisi paling bontot dari daftar yakni Afganistan dan Libya.

LPI sebuah negara sendiri diukur dalam 6 indikator yakni infrastruktur terkait perdagangan dan transportasi, manajemen bea cukai dan perbatasan, kualitas layanan logistik, ketepatan waktu pengiriman, kemampuan untuk melacak kiriman serta harga pengiriman internasional yang kompetitif.

Alami Penurunan

LPI Indonesia di tahun 2023 ini ternyata mengalami penurunan jika dibandingkan dengan skor LPI di tahun 2018. Saat itu, Indonesia ada di peringkat ke 46.

 

Padahal secara fisik, bisa dilihat dalam beberapa tahun terakhir pemerintah terus menggenjot pembangunan jalan tol demi memperpendek rentang kendali antar wilayah sehingga biaya logistik bisa terus ditekan.

Menanggapi ini, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo mengatakan turunnya peringkat LPI di Indonesia lantaran biaya logistik yang masih terlalu tinggi.

“Biaya logistik di Indonesia ini masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Eropa. Meskipun jalan tol dan infrastruktur lainnya sudah dibangun oleh pemerintah namun belum semuanya terintegrasi dengan baik,” ungkap Agus dalam wawancara bersama Kompas, Selasa (16/5/2023).

Baca juga: Tiap Hari, Kereta Api di Sumatera Utara Angkut 3.000 Ton Logistik

Ia mencontohkan salah satu fasilitas pendukung logistik yang sudah ada yakni Pelabuhan Patimban, belum didukung oleh infrastruktur jalan tol yang memadai.

Memang saat ini tengah dalam proses pengerjaan namun sebaiknya jalan sudah tersedia agar Pelabuhan Patimban bisa berfungsi secara maksimal.

“Di Indonesia juga masih banyak pungutan liar. Mau masuk pelabuhan ada pungutan. Mau keluar ada pungutan. Di banyak tempat ada pungutan, Ini juga sangat memberatkan cost logistik,” papar Agus.

Selain itu, ia menambahkan, saat ini belum semua wilayah Indonesia dilintasi oleh jalan tol sehingga wajar saja biaya logistik masih tinggi.

Belum lagi masalah digitalisasi untuk mendukung kelancaran logistik yang belum sepenuhnya didukung oleh SDM yang memadai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com