Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Potensi Bisnis Glamping di Indonesia

Kompas.com - 26/09/2022, 14:25 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Glamping atau glamorous camping adalah salah satu pilihan bagi Anda yang ingin berkemah di alam bebas, tetapi dilengkapi dengan sejumlah fasilitas serba nyaman.

Dalam kamus Oxford, glamping adalah jenis berkemah menggunakan tenda dengan fasilitas yang lebih nyaman dan mahal daripada yang biasanya.

Sebaliknya, camping biasanya menawarkan lebih sedikit fasilitas dengan ruangan yang lebih sempit, bahkan hanya cukup untuk tidur, tanpa ada ruang lainnya.

Sedangkan di Indonesia, diketahui ada banyak bisnis glamping dengan memanfaatkan kekayaan alam yang melimpah.

Biasanya bisnis glamping menawarkan pemandangan pegunungan, hutan, hingga pantai.

Baca juga: Bobocabin Cikole, Glamping di Tengah Hutan yang Ringkas, Praktis, dan Ramah Lingkungan

Mengingat banyaknya keindahan alam yang dimiliki, bagaimana potensi bisnis glamping di Indonesia?

Marketing Manager Bobobox Ahmad Qois berpendapat bisnis glamping atau wisata yang kembali ke alam semakin diminati oleh masyarakat, terlebih pasca-pandemi.

"Sebenarnya kalau untuk minat atau ketertarikan masyarakat terhadap alam dari segi demand dan kebutuhan akan bertahan cukup lama," katanya menjawab Kompas.com, Kamis (22/9/2022).

Terlebih karena kondisi pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir banyak membuka mata masyarakat yang sebelumnya tidak berminat berwisata ke alam menjadi melirik wisata yang dekat dengan alam.

Hal tersebut juga didukung oleh kondisi generasi milenial yang banyak sudah berkeluarga dan membutuhkan wisata ramah keluarga dan anak.

Baca juga: Ketahui Perbedaan Glamping dan Camping

Selain itu, Qois berpendapat kondisi pandemi Covid-19 membuat banyak orang lebih peduli terhadap kesehatan mental.

"Kalau untuk kebutuhan mental health sendiri pada akhirnya di mana sih yang bisa kita dapetin dan aktivitas seperti apa? Justru wellness tourism bisa jadi uniqueness di mana orang-orang menjadikan itu pilihan solusi mereka untuk fully heal," tambah Qois.

Kendati demikian, Indonesia dinilai masih belum bisa memanfaatkan kekayaan alam yang dimiliki dengan maksimal.

Ini dikarenakan banyak hidden gem yang sulit untuk diakses mengingat infrastruktur belum tersedia.

"Akses ke lokasi tersebut perlu effort, banyak lokasi bagus tapi akses kesananya enggak bisa bawa kendaraan, itu potensial tapi perlu pengembangan, butuh kolaborasi dengan banyak pihak termasuk dengan pemerintah setempat," papar Qois.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com