JAKARTA, KOMPAS.com - Lahan industri di Gresik, Jawa Timur, diprediksi bakal menjadi primadona investor luar negeri. Utamanya jika menilik kawasan Surabaya dan sekitarnya.
Apalagi di Gresik terdapat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang biasa disebut Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE).
Merujuk laporan Colliers Indonesia pada Kuartal 2-2022, Greater Surabaya terbagi menjadi 3 area. Meliputi pusat, selatan, dan utara.
Kawasan pusat mencakup daerah Surabaya. Sementara selatan meliputi Mojokerto, Ngoro, Pasuruan, dan Sidoarjo. Sedangkan, utara mencakup Gresik dan Tuban.
Baca juga: Permintaan Seret, Penjualan Lahan Industri di Surabaya Tersendat
Hingga per semester 1-2022, total lahan yang tersedia sebanyak 3.118 hektar (luas gross). Mayoritas terletak di kawasan utara dan selatan Surabaya
Total lahan terjual hingga periode ini mencapai 69 persen atau sebesar 1.452 hektar. Rinciannya kawasan selatan 28 persen, pusat 8 persen, dan utara 33 persen.
Kawasan utara terutama Gresik, merupakan wilayah yang banyak dipilih investor.
Baca juga: Penjualan Lahan Industri Naik 22 Persen, Bekasi Mendominasi
Sehingga Colliers Indonesia memprediksi ke depannya wilayah Gresi akan menjadi destinasi investasi terutama dari luar negeri.
Karena lahan yang tersedia masih banyak dan kawasan Gresik merupakan 'rumah' dari industri manufaktur.
Sementara harga lahan industri di kawasan utara, termasuk Gresik, berkisar antara Rp 1,35 juta-Rp 3,5 juta per meter persegi.
Di sisi lain, harga lahan industri di area pusat Surabaya berkisar antara Rp 6,5 juta-Rp 7,5 juta per meter persegi. Lalu, kawasan selatan antara Rp 1,5 juta-Rp 5 juta per meter persegi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.