Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Fungsi dan Kegunaan Bale Bengong

Kompas.com - Diperbarui 30/11/2022, 06:55 WIB
Audrey Aulivia Wiranto,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahukah Anda, bahwa bentuk gazebo sejatinya sangat beragam? Ada yang berbentuk lingkaran, segi empat, atau segi enam.

Di Bali, gazebo biasanya disebut dengan istilah Bale Bengong. Nama ini berasal dari kata “bale” yang berarti tempat atau ruang dan “bengong” yang berarti melamun atau bersantai.

Bale Bengong bermakna sebagai tempat untuk melamun atau tempat untuk bersantai.

Keberadaan Bale Bengong digunakan sebagai tempat untuk bersantai dan pertemuan keluarga.

Karena sudah beradaptasi dengan daerah Bali, Bale Bengong ini menjadi bagian dari gaya arsitektur Bali.

Tentunya Bale Bengong bersifat permanen yang juga berfungsi sebagai ruang informal, tempat bersantai, dan beristirahat sambil menghirup udara segar serta melihat taman di sekeliling.

Baca juga: Konsep Neo-Vernakular Rumah Adat Lampung, Sarat Ornamentasi

Menurut I Nyoman Gelebet dalam Arsitektur Tradisional Daerah Bali, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1982), dalam sejarahnya, Bale Bengong digunakan sebagai tempat untuk mengeringkan atau meletakkan hasil panen seperti padi sebelum masuk ke lumbung saat musim panen tiba.

Struktur utama dari Bale Bengong sebenarnya adalah rumah kecil terbuka dan dibangun di area yang juga terbuka atau dalam hal ini di lahan taman.

Letaknya yang terpisah dari bangunan rumah induk, menjadikan Bale Bengong tampak kian indah. Struktur utamanya terletak pada kolom yang mendukung bagian atapnya.

Jumlah tiang yang terbuat dari kayu umumnya berjumlah empat. Namun, ada pula yang lebih karena bergantung dari ukuran bangunan.

Alang-alang dan bahan sirap merupakan bahan yang biasa dijadikan atapnya. Bagian lantai Bale Bengong biasanya dibuat 30 cm-60 cm lebih tinggi dari tanah.

Ketinggian ini mempunyai fungsi sendiri, yaitu agar ketika bersantai duduk di lantai Bale Bengong, kita tak terganggu binatang yang mendekat.

Baca juga: Ini Empat Karakter Arsitektur Tradisional Suku Baduy

I Wayan Suky Luxiana dalam Arsitektur Bali Minimalis terbitan Warmadewa University Press (2019) menulis, bahwa Bale bengong menggunakan fondasi menerus sebagai tumpuan utama beban struktur di atasnya, yaitu beban dari tiang kolom dan atap.

Sedangkan alas lantainya terbuat dari susunan bata atau beton. Pada lapisan permukaan di atasnya diberi bahan penutup lantai dari keramik atau batu alam.

Di samping itu dapat juga menggunakan lapisan acian semen.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com