Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konstruksi Tembus 97 Persen, Ini Keunikan Jembatan Baru Palopo-Toraja

Kompas.com - 09/09/2021, 15:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Progres konstruksi jembatan baru yang menghubungkan ruas jalan Palopo-Toraja, Sulawesi Selatan memasuki tahap akhir pembangunan.

Jembatan sepanjang 100 meter dibangun secara permanen sebagai upaya pemulihan konektivitas jalan poros utama penghubung Kota Palopo dengan Kabupaten Toraja Utara.

Mengingat bangunan jembatan yang lama putus akibat tergerus tanah longsor pada pertengahan 2020 lalu.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jalan dan jembatan memiliki peran penting sebagai tulang punggung pengembangan konektivitas antar wilayah untuk memperlancar distribusi logistik di Indonesia.

"Konektivitas yang semakin lancar akan mengurangi biaya angkut kendaraan logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," kata Basuki dalam keterangan informasi di situs Kementerian PUPR.

Baca juga: Proyek Jalan Lintas Timur Kuningan Sisakan Badan Jalan dan Jembatan

Perlu diketahui, sebelumnya Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan telah membangun jembatan gantung sementara agar kendaraan roda dua bisa melintas pasca bencana tanah longsor.

Akan tetapi, karena lebar longsor sekitar 60–70 meter, Ditjen Bina Marga memutuskan untuk membangun jembatan di lokasi jalan yang putus. Sehingga, jika terjadi hujan lebat dan longsor di kemudian hari tidak sampai menutup akses jalan.

"Karena longsoran akan melewati kolong jembatan,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) II.4 BBPJN Sulawesi Selatan Wido Kharisma.

Menurut Wido, konstruksi Jembatan Palopo-Toraja memiliki panjang 100 meter dan lebar 7 meter.

Menggunakan rangka baja berteknologi Lead Rubber Bearing (LRB) dengan seismic joint yang berguna meredam guncangan saat terjadi gempa.

Desain jembatan juga diperuntukan bagi kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST) sebesar 10 ton.

Baca juga: Masuk Tahap Uji Beban, Jembatan Sei Alalak Diresmikan dalam Waktu Dekat

"Saat ini progres konstruksi jembatan sudah mencapai 97% dan tinggal perbaikan dan kelengkapan minor saja," tuturnya.

Dia menjelaskan, Jembatan Palopo-Toraja menggunakan cat berwarna merah dan putih untuk lapisan pelindung jembatan.

Berbeda dengan jembatan lain yang menggunakan lapisan galvanis dengan satu warna sebagai pelindung baja agar nilai muainya relatif seragam antar elemen baja.

Gradasi warna yang berbeda dapat mempengaruhi muai susutnya baja jembatan. Karena prinsip dasarnya warna gelap (merah) akan lebih banyak menyerap cahaya dibandingkan warna terang (putih), yang berpengaruh juga terhadap muai baja yang tidak seragam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com