Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Kebiasaan Membersihkan Rumah yang Harus Dihentikan, Menurut Ahli

Kompas.com - 13/02/2024, 15:19 WIB
Siti Nur Aeni

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Membersihkan rumah merupakan pekerjaan rumah yaang harus dilakukan setiap hari. Membersihkan rumah akan membuat rumah lebih nyaman saat ditinggali.

Meskipun membersihkan rumah merupakan aktivitas yang mudah, masih banyak diantara kita yang melakukan kesalahan membersihkan rumah.

Kesalahan tersebut harus dihentikan. Dilansir dari Southern Living, Selasa (13/2/2024), berikut ini beberapa kebiasaan membersihkan rumah yang harus dihentikan, menurut para ahli.

Baca juga: 5 Tugas Membersihkan Rumah yang Paling Ditakuti

Menggunakan banyak produk pembersih

Ilustrasi produk pembersih alami di rumah. SHUTTERSTOCK/THAMKC Ilustrasi produk pembersih alami di rumah.

Bahan pembersih akan membuat rumah menjadi bersih dan harum. Namun, penggunaan bahan pembersih yang berlebih merupakan sebuah kesalahan yang harus dihentikan.

Becca Crandall dan Bentley Rosser, pemilik dan direktur operasi pembersihan di Beck Cleaning and Organization mengatakan penggunaan bahan pembersih berlebihan bisa menimbulkan kerugian dan menyebabkan polusi udara dalam ruangan.

Mengabaikan pembersihan mendalam

Selanjutnya, kebiasaan membersihkan rumah yang harus dihentikan yaitu mengabaikan pembersih mendalam. Padahal, membersihkan permukaan rumah secara mendalam merupakan kebiasaan yang penting.

Tidak melakukan pembersihan secara mendalam bisa menyebabkan masalah besar di kemudian hari. Misalnya, perlengkapan rumah menjadi rusak atau fungsinya terganggu akibat terlalu kotor dan tidak terawat.

Baca juga: 6 Benda Feng Shui yang Dapat Membersihkan Rumah

Menggunakan detergen cuci yang terlalu banyak

Membersihkan detergen cuci dalam jumlah banyak mungkin bisa membuat rumah lebih bersih. Namun, bukan berarti kebiasaan ini baik untuk dilakukan.

Sebab, setiap sabun atau detergen memiliki aturan pakai tersendiri. Crandall dan Rosser juga mengingatkan untuk tidak menggunakan detergen terlalu banyak karena bisa menyebabkan tumpukan sisa sabun, menimbulkan iritasi kulit, merusak kain, dan berdampak buruk bagi lingkungan.

Tidak menyedot debu dengan rutin

Debu merupakan salah satu kotoran yang paling mudah ditemukan di rumah. Jika debu tidak rutin dibersihkan, maka rumah akan kotor dan membuat kurang nyaman.

Frekuensi membersihkan debu di rumah tergantung pada seberapa sering ruangan tersebut digunakan. Semakin sering ruangan digunakan, maka semakin sering ruangan perlu dibersihkan.

Baca juga: 5 Kesalahan Menyedot Debu yang Bikin Rumah Lebih Kotor

Mencampurkan produk pembersih

Ilustrasi produk pembersihFREEPIK/FREEPIK Ilustrasi produk pembersih

Jika terbiasa mencampurkan produk pembersih untuk membersihkan rumah, maka sebaiknya kebiasaan tersebut dihentikan. Sebab, mencampurkan beberapa bahan pembersih bisa menyebabkan keracunan.

Crandall dan Rosser mengingatkan untuk tidak mencampurkan bahan kimia seperti pemutih dan cuka karena bisa menghasilkan asap beracun.

Apabila ingin mencampurkan beberapa bahan pembersih, pastikan untuk membaca label pada kemasan produk tersebut.

Baca juga: Berbahaya, Ini 6 Produk Pembersih Rumah yang Tidak Boleh Dicampur

Menyemprotkan pembersih langsung ke permukaan

Terakhir, kebiasaan membersihkan rumah yang harus dihentikan yaitu menyemprotkan bahan pembersih langsung ke permukaan.

Alicia Sokolowski, CEO Aspen Clean, menyarankan untuk menyemprotkan bahan pembersih ke kain atau spons terlebih dahulu. Cara ini bisa mencegah penggunaan bahan pembersih berlebih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com