JAKARTA, KOMPAS.com - Anjing datang dalam berbagai bentuk, warna, dan ukuran, tetapi ada satu fitur yang lebih menonjol dari yang lain, yakni telinga mereka.
Setidaknya, ada dua bentuk telinga yang dimiliki anjing, yakni telinga floppy dan telinga tegak. Lantas, apa yang membuat anjing memiliki telinga yang berbeda?
Baca juga: Studi Ungkap Memelihara Anjing Bisa Memperpanjang Usia
Jawabannya, evolusi anjing dan secara langsung berhubungan dengan proses penjinakkan mereka (domestikasi).
Dilansir dari Treehugger, Senin (3/10/2022), teori Charles Darwin, bapak evolusi, mengatakan bahwa segala sesuatu dapat terjadi ketika seekor hewan yang awalnya liar dijinakkan atau dijadikan sebagai hewan peliharaan.
Ini tidak hanya mengubah bentuk telinga, tapi juga cenderung memiliki moncong lebih pendek, rahang lebih kecil, gigi lebih kecil, serta bulu lebih ringan dan terkadang lebih berbintik.
Darwin menyebut fenomena itu sebagai sindrom menyebabkan beberapa perubahan fisik dan perilaku yang signifikan, termasuk ketidakmampuan menegakkan telinga alias telinga anjing terkulai.
Baca juga: Mengenal Sejarah, Jenis, dan Cara Merawat Anjing Shih Tzu
Dikutip dari Cuteness, dalam bukunya, On the Origin of Species, Darwin menulis bahwa di setiap spesies peliharaan di Bumi, beberapa dari hewan tersebut memiliki telinga tidak rata.
Dia menambahkan, telinga anjing terkulai kemungkinan adalah hasil dari otot-otot telinga yang tidak digunakan karena anjing dalam kondisi aman sehingga tidak perlu mewaspadai bahaya.
Berikut sejumlah ciri-ciri yang dianggap terkait dengan sindrom domestikasi:
Baca juga: 5 Mitos tentang Anjing yang Tidak Perlu Dipercaya
Modifikasi ini dihipotesiskan sebagai hasil dari sel-sel puncak saraf, yang membantu menentukan berbagai fitur hewan, termasuk jaringan wajah, kerangka, dan ikat; pigmentasi; gigi; serta kelenjar adrenal, yang mempengaruhi respon melawan atau lari.
Selain itu, mengatur tulang rawan, yang sebagian besar menentukan apakah seekor anjing memiliki telinga terkulai atau tegak.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Biewer Terrier, Anjing Kecil yang Senang Diajak Hiking
Sekitar satu abad kemudian, pada akhir 1950-an, ahli genetika Rusia, Dmitri Belyaev, memulai eksperimen tentang bagaimana serigala akhirnya menjadi anjing peliharaan saat ini.
Dia berhipotesis bahwa perubahan pada hewan adalah hasil dari seleksi pemuliaan berdasarkan sifat perilaku.
Baca juga: Hati-hati, Ini Bahaya Pelembut Kain untuk Anjing Peliharaan