Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Kerajinan Enamel Batik Asal Yogyakarta Tembus Pasar Belanda

Kompas.com - 11/04/2022, 16:57 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Batik adalah seni wastra tradisional Indonesia yang terus bertransformasi melalui kreasi dalam berbagai produk. Produk batik Indonesia pun digemari di pasar internasional karena keunikannya.

Salah satunya adalah produk kaleng kerupuk motif batik asal Yogyakarta berhasil menarik perhatian pembeli dari beberapa negara seperti Eropa, Amerika Serikat, Australia hingga Asia Tenggara.

Produk dekorasi rumah dan kerajinan tangan yang diaplikasikan dengan motif batik lawas
ini memiliki cita pesona yang ditampilkan oleh Eni Anjayani, pengusaha UMKM yang berdomisili di Yogyakarta.

Baca juga: Perajin Kerajinan Batik Didorong untuk Ekspor

Berawal dari kegemaran mengoleksi batik kuno atau lawas dan gemar akan pernak-pernik dekorasi rumah, maka Eni memiliki ide untuk mengaplikasikan motif batik di media selain kain. Ini menjadi latar belakang terciptanya produk unik, yaitu kaleng kerupuk dengan bermotif batik berhasil diekspor ke Belanda.

“Dengan mengaplikasikan motif batik kuno pada produk seperti tumbler, kaleng kerupuk diharapkan dapat memberikan kesan dan pesona masa lalu namun tetap terdapat sentuhan modernnya. Selain itu, produk hasil dari Wastraloka juga dibuat langsung oleh pekerja seni lukis, ibu rumah tangga sampai anak muda yang memiliki minat dalam melukis,” ujar Eni dalam keterangannya, Senin (11/4/20220).

Proses pembuatan karya seni yang melibatkan masyarakat di sekitarnya ini memberi kontribusi ekonomi secara langsung dan dapat menjaga kelestarian budaya Indonesia lewat kegiatan membatik yang wadahnya lebih bervariasi.

Eni mengawali bisnisnya dengan modal hanya Rp 5 juta. Saat ini, Ia mampu mempekerjakan 37 orang, di mana 17 diantaranya adalah pegawai in house, sementara sisanya freelance yang tersebar di 4 klaster yang berlokasi di Yogyakarta, Bantul, Sleman dan Magelang, Jawa Tengah.

Baca juga: Tips Gunakan Kain Berpola untuk Dekorasi Ruangan, Tenun hingga Batik

Masing-masing klaster saat ini dapat menghasilkan 300 sampai 500 unit setiap harinya dengan harga jual sebesar Rp 290.000 sampai Rp 1 juta.

“Pada tahun 2012 awalnya saya hanya berjualan secara online. Permintaan semakin meningkat dari tahun ke tahun yang akhirnya pada tahun 2014 pertama kalinya saya harus mengangkat karyawan karena skala bisnis yang semakin besar dan terbentuklah Wastraloka," terang Eni.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com