JAKARTA, KOMPAS.com — Pemutih pakaian bisa digunakan sebagai disinfektan. Cairan kimia ini harus dimiliki oleh setiap keluarga untuk membersihkan pakaian dan mendisinfektan permukaan apapun yang ada di rumah.
Bahan utama pemutih pakaian adalah natrium hipoklorit, yang dapat mendegradasi protein mikroorganisme, sehingga membunuh bakteri, jamur, dan virus.
Karena itulah saat pandemi virus corona pemutih pakaian menjadi bahan yang dicari untuk mendisinfektan apapun.
Baca juga: 10 Manfaat Pemutih, Bersihkan Mainan hingga Noda Kopi pada Cangkir
Namun sebenarnya, menggunakan pemutih haruslah dengan benar. Karena jika tidak, pemutih bisa tidak efektif untuk menghilangkan noda serta kuman, bakteri, virus dan jamur.
Berikut adalah delapan panduan menggunakan pemutih pakaian seperti dikutip dari Asia One, Rabu (24/2/2021).
1. Pemutih bisa kedaluwarsa
Beberapa orang mungkin menimbun banyak pemutih di rumah selama masa pandemi virus corona. Padahal, pemutih bisa kedaluwarsa, lho!
Sodium hipoklorit, bahan bakterisida, sebenarnya tidak stabil dan dapat membusuk seiring waktu.
Baca juga: Cara Tepat Penggunaan Pemutih Sebagai Pembersih Rumah
Meskipun beberapa formulasi akan menyertakan stabilisator untuk mengurangi laju pembusukan, Dewan Konsumen Amerika merekomendasikan bahwa masyarakat harus menggunakannya dalam waktu 3 tahun.
2. Takaran pencairan yang berbeda
Konsentrasi natrium hipoklorit dalam pemutih rumah tangga umumnya 5,25 persen.
Namun untuk takaran pencairannya berbeda-beda antara satu pemutih dan yang lainnya. Untuk itu kamu harus memperhatikan label pada kemasan saat membeli.
Biasanya takaran untuk memutihkan dan takaran untuk disinfektan biasanya akan berbeda.
3. Bahaya pemutih
Pemutih yang tidak diencerkan melepaskan gas beracun di bawah sinar matahari, jadi pemutih harus disimpan di tempat yang sejuk, teduh dan jauh dari jangkauan anak-anak.