Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Kompas.com - 22/05/2024, 15:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

YERUSALEM, KOMPAS.com - Para pejabat Israel menyita kamera dan peralatan penyiaran milik Associated Press di Israel selatan pada Selasa (21/5/2024), sebelum berbalik arah karena mendapat kecaman luas dari kelompok media dan kritik dari sekutu terdekatnya, Amerika Serikat.

Para pejabat menuduh layanan kabel yang berbasis di AS, yang memiliki pelanggan di seluruh dunia, melanggar undang-undang media baru dengan menyediakan gambar ke Al Jazeera.

Saluran satelit Qatar, yang merupakan salah satu dari ribuan klien yang menerima siaran video langsung dari AP, terpaksa menutup kantornya di Israel pada tanggal 5 Mei.

Baca juga: Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Ini setelah pemerintah melakukan pemungutan suara untuk menggunakan undang-undang baru untuk menutup operasi jaringan berita satelit di negara tersebut.

Dilansir dari Guardian, pejabat dari kementerian komunikasi tiba di lokasi AP di kota perbatasan selatan Israel, Sderot, pada Selasa sore dan menyita peralatan tersebut. 

Mereka menyerahkan selembar kertas kepada kantor berita tersebut, yang ditandatangani oleh Menteri Komunikasi, Shlomo Karhi, anggota Partai Likud pimpinan Benjamin Netanyahu, dengan tuduhan bahwa mereka melanggar undang-undang penyiaran asing di negara tersebut.

Namun, dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, Karhi mengatakan telah memerintahkan para pejabat membatalkan keputusan awal dan mengembalikan peralatan yang disita. Ini dilakukan sembari menunggu keputusan Kementerian Pertahanan, yang menurutnya ingin menyelidiki masalah tersebut.

Penyitaan tersebut, yang digambarkan oleh Reporters Without Borders sebagai sensor yang keterlaluan, telah memicu gelombang kritik dari organisasi media dan politisi.

"Associated Press sangat mengecam tindakan pemerintah Israel yang menutup siaran langsung kami yang menampilkan pemandangan ke Gaza dan menyita peralatan AP,” kata Lauren Easton, wakil presiden komunikasi korporat di organisasi berita tersebut.

“Penutupan ini tidak didasarkan pada konten feed tersebut, melainkan penyalahgunaan undang-undang penyiaran asing yang baru oleh pemerintah Israel."

Baca juga: Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

“Kami mendesak pihak berwenang Israel untuk mengembalikan peralatan kami dan memungkinkan kami untuk segera mengaktifkan kembali siaran langsung sehingga kami dapat terus menyediakan jurnalisme visual yang penting ini kepada ribuan media di seluruh dunia," tambahnya.

Gedung Putih mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut, yang digambarkannya sebagai hal yang memprihatinkan. 

Baca juga: Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Sekretaris pers, Karine Jean-Pierre, mengatakan pihaknya yakin jurnalis memiliki kemampuan dan hak untuk melakukan pekerjaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com