WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Polisi telah melakukan beberapa penangkapan dengan kekerasan di Universitas Emory di Decatur, Georgia, AS, dalam apa yang tampaknya merupakan tindakan keras kampus pertama dalam beberapa hari terakhir.
Tindakan yang melibatkan peluru karet dan gas air mata ini terjadi setelah mahasiswa mendirikan perkemahan sebagai bentuk solidaritas Palestina.
Sebelumnya, mahasiswa Emory mendirikan beberapa tenda di halaman kampus sebagai protes terhadap hubungan universitas tersebut dengan Israel serta Cop City di Atlanta, pusat pelatihan polisi dan pemadam kebakaran yang sedang dibangun di lahan seluas 171 hektar di hutan selatan di timur Atlanta.
Baca juga: Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University
Dilansir dari Guardian, dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Mondoweiss, mahasiswa penyelenggara memberi pernyataan tegas.
“Kami adalah mahasiswa dari berbagai universitas di Atlanta dan anggota komunitas yang berorganisasi melawan Cop City dan genosida warga Palestina di tangan imperialisme AS. Kami menuntut divestasi total kelembagaan dari apartheid Israel dan Cop City di semua perguruan tinggi dan universitas di Atlanta.”
Pernyataan tersebut menuduh universitas tersebut terlibat dalam genosida dan militerisasi polisi. Mereka juga mengatakan perjuangan para pengunjuk rasa melawan Cop City berhubungan dengan gerakan global melawan praktik negara yang menindas, terutama perjuangan pembebasan Palestina.
Tanda-tanda di perkemahan itu bertuliskan, “Perkemahan Solidaritas Gaza” dan “Divestasi dari Kematian”.
Video yang diposting online menunjukkan para siswa berkumpul dengan damai di sekitar perkemahan ketika penyelenggara siswa berbicara kepada orang banyak.
Foto dan video lain menunjukkan Kate Rosenblatt, seorang profesor agama dan studi Yahudi di Universitas Emory, memegang papan bertuliskan, “Lepaskan siswa kami!”
Foto-foto juga menunjukkan patung bayi yang dibungkus kain putih dan berlumuran darah palsu, menunjukkan protes solidaritas untuk Palestina atas lebih dari 13.000 anak yang dibunuh pasukan Israel di Gaza dalam enam bulan terakhir.
Baca juga: Netanyahu Sebut Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus AS sebagai Antisemit
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 1.100 warga Israel, serangan balasan militer Israel telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina, membuat 2 juta orang lagi mengungsi dan memicu kelaparan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.