Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gaza Kini Terjebak dalam Penggerebekan di Sekitar RS Al-Shifa

Kompas.com - 23/03/2024, 12:17 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

GAZA, KOMPAS.com - Warga Palestina saat ini banyak yang terjebak dalam penggerebekan oleh pasukan Israel di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa.

Diketahui, pasukan Israel telah melancarkan serangannya di sekitar RS Al-Shifa pada Senin (18/3/2024). Pihak Israel mengklain bahwa tempat tersebut jadi kompleks persembunyian senior Hamas.

Sejak itu, menurut militer Israel, sekitar 150 milisi Palestina telah terbunuh dan ratusan lainnya ditangkap atau diinterogasi.

Baca juga: Rusia-China Memveto Tawaran AS di DK PBB Terkait Gencatan Senjata Gaza

Dan setelah lima hari, pasukan Israel tidak menunjukkan tanda-tanda akan mundur dari wilayah tersebut.

"Semua orang takut dieksekusi atau ditangkap," kata Mohammed (59) yang tinggal sekitar 500 meter dari RS Al-Shifa.

"Saya merasa Gaza menjadi lebih buruk daripada api neraka," tutur dia, dikutip dari AFP pada Sabtu (23/3/2024).

Ia menuturkan telah melihat banyak mayat di Jalan Al-Shifa dan tank-tank menghalangi jalan menuju rumah sakit. "Saya juga melihat kebakaran di sebuah rumah di sebelah Al-Shifa," imbuh dia.

Daerah sekitarnya, lingkungan Al-Rimal dan kamp pengungsi Al-Shati, seperti “kota hantu”, dengan hanya sedikit penduduk yang tersisa.

Banyak warga Palestina di wilayah utara, tempat Kota Gaza berada, mengungsi ke selatan pada awal perang yang dimulai pada 7 Oktober dengan serangan Hamas terhadap Israel selatan.

Baca juga: Inggris dan Australia Serukan Penghentian Pertempuran Segera di Gaza, Tekanan kepada Israel Meningkat

Serangan terbaru terhadap Al-Shifa itu menyusul operasi militer pada November yang memicu kemarahan internasional.

Rekaman AFP menunjukkan orang-orang yang mengungsi ke selatan di sepanjang pantai Gaza untuk menghindari serangan rumah sakit pada hari Kamis.

Mahmoud Abu Amra (50) yang tinggal di Al-Rimal, mengatakan pasukan Israel memaksa perempuan dan anak-anak pergi ke barat menuju jalan Al-Rashid di pantai, dan kemudian ke selatan Jalur Gaza.

Menurut PBB, warga yang masih tinggal di wilayah utara dan berjumlah sekitar 300.000 orang itu menghadapi kondisi yang mengerikan dan kekurangan pasokan bahan pokok yang melumpuhkan.

Pada hari Jumat dini hari, Abu Amra mengatakan dia melihat pasukan Israel menyerbu rumah-rumah dan bangunan tempat tinggal di barat Kota Gaza.

Baca juga: Giliran Mesir Jadi Tuan Rumah Bahas Upaya Akhiri Perang di Gaza

"Pasukan ini mengevakuasi seluruh warga dari rumah mereka, dan memaksa semua pria berusia di atas 16 tahun untuk menanggalkan pakaian mereka kecuali pakaian dalam mereka," katanya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com