Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paul Alexander, Penyintas Polio yang Hidup dalam Paru-paru Besi, Meninggal pada Usia 78 Tahun

Kompas.com - 14/03/2024, 09:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber BBC

DALLAS, KOMPAS.com - Paul Alexander, penyintas polio yang dikenal sebagai "pria dalam paru-paru besi", meninggal dunia pada usia 78 tahun.

Ia terjangkit polio pada 1952 ketika berusia enam tahun, menyebabkan dirinya lumpuh dari leher ke bawah.

Penyakit ini membuatnya tak bisa bernapas sendiri sehingga dokter memasukkannya ke silinder logam. Di sanalah Paul menghabiskan sisa hidupnya.

Baca juga: Ada Jejak Virus Polio di Limbah London, Inggris Keluarkan Peringatan Insiden Nasional

Paul kemudian mendapatkan gelar sarjana hukum—dan membuka praktik hukum—serta menerbitkan buku.

"Paul Alexander, 'Pria di Paru-Paru Besi', meninggal dunia kemarin," kata unggahan di situs penggalangan dana GoFundMe, dikutip dari BBC pada Kamis (14/3/2024).

Saudaranya, Philip Alexander, mengenangnya sebagai orang yang ramah dan hangat, dengan senyum lebar yang langsung membuat orang merasa nyaman.

Kesehatan Paul memburuk dalam beberapa minggu terakhir dan saudara-saudaranya menghabiskan hari-hari terakhirnya bersama dia.

Pada 1952, ketika Paul mulai sakit polio, dokter di kampung halamannya di Dallas mengoperasinya, tetapi tubuhnya tak lagi mampu bernapas sendiri.

Dokter lalu memasukkannya ke paru-paru besi, silinder logam yang membungkus tubuhnya hingga leher.

Alat ini membuatnya bisa bernapas dengan menyedot udara dari silinder sehingga paru-parunya mengembang dan menghirup udara.

Setelah bertahun-tahun, Paul akhirnya bisa bernapas sendiri sehingga dapat keluar dari paru-paru besinya sebentar.

Baca juga: Pengebom Bunuh Diri Serang Polisi Pengawal Tim Vaksinasi Polio Pakistan

Seperti kebanyakan penyintas polio yang memiliki paru-paru besi, ia diperkirakan tidak akan bertahan lama.

Namun, ternyata dia hidup selama puluhan tahun kemudian, bahkan setelah penemuan vaksin polio pada 1950-an yang memberantas penyakit tersebut di dunia Barat.

Paul lulus SMA, kemudian kuliah di Southern Methodist University. Pada 1984, ia memperoleh gelar sarjana hukum dari University of Texas di Austin. Dua tahun kemudian, dia berpraktik sebagai pengacara selama beberapa puluh tahun.

Tahun itu, dia menerbitkan buku yang kabarnya membutuhkan waktu delapan tahun untuk mengetiknya dengan tongkat plastik di keyboard serta mendiktekannya kepada temannya.

Kemajuan dalam bidang kedokteran membuat paru-paru besi menjadi usang pada 1960-an dan digantikan ventilator, tetapi Paul tetap di silindernya karena sudah terbiasa.

Guinness World Records menetapkan Paul Alexander sebagai orang terlama yang hidup di paru-paru besi.

Baca juga: WHO Nyatakan Filipina Bebas Polio Lagi, Setelah Wabah Muncul Kembali pada 2019

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com