Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang 2 Tahun Perang Rusia-Ukraina, G7 Akan Bahas Sanksi Baru untuk Moskwa

Kompas.com - 21/02/2024, 15:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

ROMA, KOMPAS.com - Menjelang dua tahun berlangsungnya perang Rusia-Ukraina, negara-negara G7 akan membahas sanksi baru untuk Moskwa pada Sabtu (24/2/2024).

Sanksi baru bakal dibahas bersama Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan virtual, menurut Italia yang memegang presidensi bergilir kelompok ini.

“Uni Eropa akan meluncurkan paket sanksi baru dan Amerika Serikat juga akan menyetujui penguatan sanksi mereka,” demikian pernyataan Roma, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Misteri Pilot Rusia yang Membelot ke Ukraina, Benarkah Tewas di Spanyol?

Italia menambahkan, pertemuan diadakan dalam rangka peringatan dua tahun agresi Rusia terhadap Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan hadir dalam diskusi online tersebut, lanjutnya.

“Ada narasi palsu yang menggambarkan kelelahan Barat, yang perlu diperbaiki,” kata seorang sumber diplomatik.

"Penting untuk menegaskan kembali bahwa kami akan mendukung mereka (Ukraina) selama diperlukan".

Zelensky sebelumnya mengatakan, penundaan bantuan militer oleh negara-negara Barat menyebabkan situasi menjadi sangat sulit di medan perang dan Rusia kini mengambil alih serangan.

Pekan lalu, Rusia merebut kota penting Avdiivka setelah berbulan-bulan pertempuran. Pada Selasa (20/2/2024) pasukan Moskwa melancarkan puluhan serangan dan mengeklaim merebut kembali sebuah jembatan.

Baca juga:

Sementara itu, Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson pada Selasa (20/2/2024) mengatakan, negaranya akan mengirim peralatan militer senilai 7,1 miliar krona (Rp 10,69 triliun) ke Ukraina sebagai bantuan untuk perang melawan Rusia.

“Alasan kami terus mendukung Ukraina adalah karena masalah kemanusiaan dan kesopanan. Rusia memulai perang yang ilegal, tidak beralasan, dan tidak dapat dibela,” kata Jonson dalam konferensi pers, dikutip dari kantor berita AFP.

Paket bantuan ini akan terdiri dari peluru artileri, pertahanan udara, kemudian senjata di kapal dan bawah air seperti ranjau juga torpedo, serta pelatihan bagi tentara Ukraina.

Ini adalah paket bantuan ke-15 dari Swedia untuk Ukraina dan yang terbesar sampai sekarang.

Sebelumnya, Swedia sudah mengirimkan sistem artileri bergerak Archer, 50 unit kendaraan tempur lapis baja CV90, sekitar sepuluh tank Leopard 2, dan sistem rudal anti-udara.

Baca juga: Swedia Akan Kirim Peralatan Militer Senilai Rp 10,69 Triliun ke Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com